Jika warga menerima telepon yang mengaku dari Kemenkes dan menanyakan konfirmasi vaksinasi, ia memastikan hal itu adalah hoaks.
Nadi menjelaskan, pihaknya juga sudah menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait modus penipuan tersebut di akun media sosial Kemenkes.
"Sudah diimbau di medsos kita juga," kata dia.
Dilihat dari akun sosial medianya, Kemenkes mengingatkan agar masyarakat mewaspadai modus penipuan dengan meminta warga menekan tombol nomor tertentu.
"Jika ada telepon mengatasnamakan Kementerian Kesehatan RI menanyakan mengenai: 'apakah sudah divaksinasi, tekan 1 jika sudah tekan 2 jika belum dapat dipastikan bahwa hal ini adalah HOAX!'," tulis Kemenkes.
Kemenkes mengingatkan risiko jika tetap melayani panggilan telepon itu, yakni ponsel bisa diblokir dan diretas, serta potensi pembobolan semua data perbankan.
"Hati-hati penipuan! Informasi resmi Kementerian Kesehatan RI dapat diakses pada website dan akun media sosial resmi Kemenkes RI," tulisnya.
Tapi, apakah modus penipuan ini benar atau hanya menakuti masyarakat?
Pasalnya, banyak yang mengatakan bahwa tidak mungkin modus penipuan bisa semudah itu membobol rekening hanya dengan memencet satu nomor saja.
Praktisi keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan, pembobolan rekening bank hanya dengan menekan angka tertentu, kemungkinannya kecil.
"Ini hanya hoaks untuk menakut-nakuti penerima hoaks supaya di-broadcast," kata Alfons saat dihubungi terpisah.
Menurutnya, hanya menekan angka satu saja tidak mungkin bisa mencuri data rekening seseorang.
"Kecuali sudah ada aplikasi 'jahat' yang terpasang sebelumnya atau dengan telepon 1 jadi menghubungi operator penipu," terangnya.
Oleh sebab itu, Alfons mengimbau agar masyarakat tidak memberikan data apa pun dengan alasan apa pun saat menerima telepon.
"Cek identitas nomor penelpon dengan aplikasi seperti Truecaller atau Get Contact," ujarnya. Apabila menerima telepon mencurigakan, masyarakat sebaiknya tidak melayani telepon tersebut.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar