GridFame.id - Kekurangan pakai QRIS untuk transaksi pembayaran.
Dalam era digitalisasi yang semakin pesat, metode pembayaran bisnis telah mengalami perkembangan signifikan.
Salah satu inovasi terkini adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
QRIS memungkinkan pelanggan untuk melakukan transaksi secara mudah dan cepat.
Tentunya ini bisa bikin aktivitas jual beli lebih praktis.
Selain itu, penjual tidak perlu repot-repot menyiapkan kembalian uang.
Meski QRIS menawarkan sejumlah keunggulan, seperti efisiensi dan kenyamanan, perlu diingat bahwa ada risiko yang terkait dengan penggunaannya.
Artikel ini akan membahas beberapa risiko utama yang perlu diperhatikan oleh bisnis yang mengadopsi QRIS sebagai metode pembayaran.
Apakah jadi rawan kena penipuan?
Berikut risiko utama penggunaan QRIS untuk metode pembayaran bisnis.
Simak sampai tuntas!
Baca Juga: Simak Cara Punya QRIS Sendiri, Apakah Bisa Untuk Kepentingan Pribadi?
QRIS memiliki nominal transaksi yang terbatas.
Namun, aturan dan batasan mengenai nominal transaksi dengan QRIS dapat berbeda-beda di setiap negara dan platform pembayaran.
QRIS biasanya memiliki batasan nominal transaksi untuk tujuan keamanan dan menghindari penyalahgunaan.
Batasan ini dapat bervariasi tergantung pada kebijakan penyedia layanan pembayaran atau peraturan yang diterapkan oleh pemerintah.
QR code sulit dibedakan asli atau palsu oleh mata manusia.
Risiko pemalsuan QR code juga menjadi perhatian bagi bisnis yang menggunakan QRIS.
Pihak yang tidak bertanggung jawab dapat mencoba membuat QR code palsu untuk menipu pelanggan atau bahkan mencuri dana dari transaksi bisnis.
Atau, ada pula oknum nakal yang mengganti QRIS ke link virus serta malware yang menyedot rekening pengguna.
Baca Juga: Resmi! QRIS Bisa Digunakan Untuk Tarik Hingga Setor Tunai, Segini Tarifnya
Bisnis perlu menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan untuk mengurangi risiko pemalsuan QR code.
Seperti enkripsi data atau penggunaan QR code dinamis yang berubah setiap kali transaksi.
Biaya transaksi QRIS dibebankan kepada merchant.
Pembayaran reguler dikenakan biaya 0,7 persen dari transaksi.
Meski QRIS memberikan kemudahan dalam metode pembayaran bisnis, namun penting untuk menyadari risiko yang terkait dengan penggunaannya.
Bisnis yang ingin mengadopsi QRIS sebaiknya mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola risiko ini.
Seperti meningkatkan keamanan sistem, terus memantau perubahan regulasi, dan memilih penyedia layanan QRIS yang terpercaya.
Dengan pemahaman yang baik tentang risiko ini, bisnis dapat lebih siap menghadapi tantangan dan memaksimalkan manfaat dari penggunaan QRIS dalam operasional mereka.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Penjual Wajib Waspada, Simak Cara Cek Transaksi QRIS Supaya Tak Terjebak Screenshot Palsu
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar