Skema penipuan dengan meminta kode OTP e-wallet biasanya dimulai dengan penipu mengirimkan pesan teks atau email kepada korban yang meniru sebagai layanan pelanggan e-wallet atau pihak yang sah lainnya.
Pesan tersebut sering kali berisi informasi palsu tentang transaksi yang dicurigai atau perlu diverifikasi.
Korban kemudian diminta untuk memberikan kode OTP yang mereka terima untuk "verifikasi".
Setelah korban memberikan kode OTP tersebut, penipu dapat dengan mudah mengakses dan mengendalikan akun e-wallet korban, melakukan transaksi ilegal, atau bahkan menguras dana yang tersedia.
Banyak orang jatuh ke dalam perangkap ini karena penipu memanfaatkan rasa urgensi dan kepanikan.
Pesan yang meminta kode OTP sering kali terlihat meyakinkan, mungkin mengklaim bahwa ada transaksi mencurigakan yang perlu diverifikasi segera untuk mencegah kehilangan dana.
Selain itu, penipu juga dapat menggunakan teknik sosial manipulatif untuk menekan korban agar memberikan informasi yang diminta.
Dampak dari memberikan kode OTP e-wallet kepada penipu dapat sangat merugikan.
Baca Juga: Waduh! Warganet Ini Hampir Merugi Rp 2 Juta Gegara Penipuan di E-commerce, Begini Modusnya
Korban bisa kehilangan akses ke akun e-wallet mereka, kehilangan dana yang tersimpan di dalamnya, atau bahkan menjadi korban pencurian identitas jika informasi pribadi mereka juga terkompromi.
Selain kerugian finansial, ada juga dampak psikologis. Korban mungkin merasa malu atau marah pada diri sendiri karena telah terjebak dalam skema penipuan yang seharusnya dapat dihindari.
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
Komentar