GridFame.id - Produk asuransi unit link memiliki 2 manfaat sekaligus.
Yaitu perlindungan dan investasi dalam satu polis.
Hal ini cukup memudahkan Anda sebagai nasabah karena tidak perlu dipusingkan mengurus dana investasi dan dana perlindungan secara terpisah.
Produk asuransi unit link dapat digunakan sebagai investasi jangka panjang untuk mendapatkan potensi keuntungan dari hasil investasi.
Namun, hasil investasi dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar dari jenis dana investasi yang dipilih nasabah.
Informasi terkait hal ini tercantum di dalam Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ) dan ilustrasi manfaat asuransi.
Biasanya pada setiap produk asuransi unit link, masa pertanggungannya cukup panjang.
Bahkan hingga Anda berusia sampai 99 tahun dan informasi ini tercantum di dalam ilustrasi manfaat asuransi dan polis.
Penawaran ini memang dapat menarik perhatian para calon nasabah karena asuransi jenis lainnya lebih pendek masa pertanggungannya.
Namun sebelum beli, ada dua hal penting yang harus diperhatikan soal Asuransi Unit Link.
Apa saja?
Baca Juga: Mau Ajukan Reimbursement Asuransi Kesehatan? Siapkan Ini Dulu Agar Cepat Cair
Dilansir dari laman resmi manulife.id, ada dua hal penting agar tepat memilih asuransi unit link, yaitu:
Seringkali orang berharap memperoleh imbal hasil yang tinggi dari premi yang diinvestasikan, akan tetapi, imbal hasil yang didapat amat tergantung pada dua hal.
Pertama, jenis fund atau reksa dana yang disetorkan dari premi.
Kedua, kondisi pasar modal di tanah air.
Hal yang perlu diingat, Asuransi unit link ini tidaklah sama dengan investasi di bursa saham atau sejenisnya.
Hal ini dikarenakan jenis Asuransi yang satu ini lebih kepada usaha perencanaan masa depan dan melindungi keluarga dari risiko.
Perusahaan Asuransi akan mengalokasikan premi nasabah ke portofolio fund yang sesuai dengan profil risiko nasabah sebagai investor.
Jika nasabah merupakan investor yang memiliki profil risiko agresif, maka reksa dana yang cocok untuknya adalah pasar saham atau equity fund.
Namun, jika nasabah merupakan investor dengan profil risiko rendah, ia bisa meminta pihak Asuransi untuk mengalokasikan premi ke reksa dana pendapatan tetap (fixed income fund) atau reksa dana campuran (balanced fund).
Namun, imbal hasil yang diperoleh tidak setinggi dari equity fund.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Dia Jenis dan Manfaat Dari Asuransi Uang dan Harta Benda
Investasi pada unit link juga berhubungan dengan biaya kesehatan yang terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.
Menurut survei Willis Towers Watson, rata-rata kenaikan biaya kesehatan di Indonesia mencapai 10%-11% per tahun.
Kenaikan ini melebihi rata-rata inflasi nasional yang bertengger di angka 3%-an.
Tentu nasabah bisa mengkalkulasi berapa biaya kesehatan dalam 10 tahun mendatang apabila kenaikannya 10% per tahun.
Jika tahun ini biaya operasi sedang sebesar Rp20 juta, dalam 10 tahun ke depan, biayanya bisa jadi membengkak sebesar Rp35 juta.
Itulah sebabnya mengapa premi asuransi pada unit link bersifat statis alias tidak mengalami kenaikan, kecuali nasabah mengganti jenis plan.
Sebaliknya, untuk Asuransi non unit link, nilai premi akan diperbarui setiap tahun mengikuti kondisi pasar dan riwayat kesehatan pemegang polis.
Baca Juga: Waduh! Ternyata 5 Kondisi Ini Bikin Pengajuan Klaim Asuransi Kesehatan Ditolak
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar