Perbedaan mendasar antara Pinjol dan fintech lending terletak pada model bisnis yang mereka terapkan.
Pinjol biasanya mengacu pada platform online yang menyediakan pinjaman tanpa jaminan (unsecured loans) dengan proses yang lebih cepat dan mudah.
Pinjol sering kali beroperasi sebagai perantara antara peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender), di mana mereka mengumpulkan data peminjam dan menyediakan akses ke jaringan pemberi pinjaman.
Di sisi lain, fintech lending cenderung mengacu pada model bisnis yang lebih berorientasi pada teknologi untuk menyediakan berbagai jenis layanan pinjaman, baik berupa pinjaman tanpa jaminan maupun pinjaman berbasis aset (secured loans).
Fintech lending sering kali memiliki model bisnis yang lebih terdiversifikasi, mungkin mencakup peer-to-peer lending (P2P), pinjaman berbasis blockchain, atau integrasi dengan platform keuangan lainnya.
Perbedaan signifikan lainnya terletak pada regulasi yang mengatur Pinjol dan fintech lending.
Pinjol sering kali mendapat sorotan negatif karena masalah keamanan dan praktik pinjaman yang kurang teratur.
Di beberapa negara, Pinjol diatur secara ketat atau bahkan dilarang karena terlibat dalam praktik pinjaman yang tidak etis atau menimbulkan risiko keuangan bagi peminjam.
Sebaliknya, fintech lending cenderung diatur lebih ketat dan dikenai standar pengawasan yang lebih ketat oleh otoritas keuangan.
Regulasi yang ketat bertujuan untuk melindungi konsumen, memastikan transparansi, dan mengurangi risiko keuangan.
Fintech lending yang sah dan terdaftar biasanya harus mematuhi peraturan yang ketat terkait dengan suku bunga, transparansi biaya, dan perlindungan data konsumen.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar