Find Us On Social Media :

Betolak Belakang dengan Ari Askhara, Mantan Dirut Garuda Ini Justru Pernah Selamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan Padahal Sama-sama Baru Setahun Memimpin

Robby Djohan dan Ari Askhara

Nilai tukar rupiah meroket menjadi Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.

Presiden Soeharto menugaskan Menteri BUMN pertama, Tanri Abeng, untuk menyelamatkan Garuda.

“Ini tentang Garuda yang akan dibangkrutkan oleh krediturnya. Tugas saudara menyelamatkan agar Garuda tidak di-grounded karena Garuda membawa bendera Republik,” kata Soeharto.

Soeharto menyerahkan map berisi berkas Garuda kepada Tanri Abeng.

Setelah mempelajari berkas itu, dia menyimpulkan bahwa tidak satu pun dari direksi Garuda saat itu yang tahu akar permasalahannya.

Baca Juga: Bukan Bos TV Biasa, Otis Hahijary Kembali Gelar Pesta Ulang Tahun di Paris Setelah Pesta Mewah di Singapura, Khusus Undang Raffi Ahmad?

Maka seluruhnya harus diganti. Namun, Dirutnya mantan ajudan Soeharto.

Konon tidak ada yang bisa menggeser mantan ajudan yang ditugaskan Pak Harto di suatu tempat.

Ternyata, Soeharto menyetujui pergantian semua direksi Garuda.

“Mengapa hanya dirutnya? Ganti seluruh direksi, di situ sudah lama ada mafia,” kata Soeharto yang menyerahkan sepenuhnya perombakan direksi Garuda kepada Tanri Abeng.

Tunjuk Robby Djohan jadi Dirut Garuda

Dalam "No Regrets", Tanri Abeng menyebut tiga kriteria dalam memilih Dirut Garuda yang baru.

Pertama, agar keuangannya tidak berdarah-darah lagi, maka dia harus tahu keuangan. Kalau bisa dia berasal dari perbankan. Orangnya harus kredibel agar dapat dipercaya kreditur.

Kedua, dia harus jujur agar dapat memberantas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Ketiga, kepribadiannya harus kuat karena dia harus melakukan perubahan.

“Kriteria itu hanya ada di Robby Djohan,” kata Tanri Abeng yang telah mengenalnya selama 20 tahun.

“Robby ketika saya tawari posisi tersebut menyatakan bahwa dia tak butuh kerjaan karena dia sudah kaya dan ingin pensiun.”

Tanri Abeng membujuknya.