Find Us On Social Media :

Psikolog Poppy Amalya Ungkap Motif Tersembunyi Remaja Pembunuh Balita: 'Kondisi Emosi yang Sedang Marah'

Kolase foto psikolog Poppy Amalya dan ilustrasi anak perempuan

GridFame.id - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh siswi SMP berinisial NF (15) memang menghebohkan netizen.

Tersangka NF membunuh tetangganya yang masih balita bernama APA di rumahnya di bilangan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Dilansir dari Kompas.com, NF mengaku kepada polisi membunuh tetangganya lantaran tak bisa menahan hasratnya.

Selain itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengungkap bahwa tersangka terinsipirasi dari film horor yang sadis.

Baca Juga: Siswi SMP Mengaku Puas Usai Membunuh Balita dan Simpan Mayat di Lemari Karena Film Horor, KPAI Ngamuk: 'Apa Orangtuanya Tidak Memantau?'

Yusri Yunus mengungkap bahwa NF memiliki kegemaran menonton film horor Chucky dan Slander Man.

Setelah ditelusuri di tempat kejadian perkara (TKP) di rumah NF, polisi menemukan 13 kertas berisi catatan dan gambar.

Polisi menemukan gambar tangan NF tentang tokoh dalam film Slander Man dan juga gambar perempuan menangis.

Selain itu, polisi juga menemukan beberapa catatan kesedihan NF yang ditulis untuk ayahnya.

Belum diketahui bagaimana hubungan yang sesungguhnya NF terhadap ayahnya, polisi menemukan NF menginginkan agar ayahya meninggal.

Beberapa catatan dan gambar NF ini mendapatkan respon dari psikolog yang juga ahli mikro eskpresi, Poppy Amalya di laman instagram @poppyamalya.

Poppy melihat bahwa NF merupakan anak yang sedang menahan emosi marahnya.

Baca Juga: Mengerikan! Bukannya Menyesal Lakukan Pembunuhan Bocah Lima Tahun, Remaja 15 Tahun Ini Malah Tulis Status Facebook Sebelum Serahkan Diri ke Polisi

"Perhatikan coretannya: gambar proyeksi emosi: terputus-putus, gambar orang diikat, kaki kanan terputus: hal ini menggambarkan emosi tertahan dan kemarahan, kaki terputus lemah," tulis Poppy.

Melihat gambar NF, Poppy menganalisis bahwa NF merasa dirinya lemah dan tidak memiliki sosok yang bisa dijadikan pegangan dalam hidup.

"Ia memproyeksikan dirinya lemah tidak punya pegangan. Berulang kali garis terputus: kecemasan, warna yang gelap: kondisi emosi yang sedang marah," tulis Poppy.

Poppy juga menyoroti tulisan NF yang banyak menyinggung tentang ayahnya.

Poppy menganalisis bahwa terdapat hubungan yang buruk antara tersangka dan ayahnya.

"Berulang kali kata ayah muncul,biasanya kalau sampai pengulangan artinya ada fokus ke arah tersebut. Asumsi: lemahnya hubungan dengan ayah. Dan ada kemarahan terhadap figurnya, karena ada kata mati," tulis Poppy.

Baca Juga: Datang Sendiri ke Kantor Polisi, Remaja Putri yang Membunuh Bocah 5 Tahun Rupanya Murid Berprestasi

Poppy melihat bahwa emosi NF yang tidak keluar terhadap ayahnya, ia keluarkan kepada anak kecil dengan cara membunuhnya.

"Karena tidak keluar emosinya, asumsi saya ia proyeksikan kemarahannya yang terpendam kepada ayah ia proyeksikan kepada anak kecil di bawah usianya. Sebagai pelampiasaanya," tulis Poppy.

Poppy mengungkap bahwa rasa kejadian pembuhuhan yang dilakukan oleh NF karena tidak sadar karena menahan kemarahan.

"Ybs kerap menonton youtube horor yang mungkin ada tindakan sadis, nah karena semua yang visual langsung masuk ke bawah sadar. Di bawah sadar manusia letak syaraf yang atur gerakan atau perilaku. Jadi tanpa di analisa maka ia melakukan tanpa sadar. Di dukung oleh kemarahan," tulis Poppy.

Poppy memandang bahwa NF masih memiliki hati nurani karena menyerahkan diri ke Polisi setelah membunuh AHA.

Poppy meminta agar tersangka langsung diberikan pendampingan saat ditahan.

Baca Juga: Ngeri! Leher Remaja di Makassar Ini Tertancap Ikan Usai Memancing di Perairan Buton Hingga Harus Operasi

"Segera ada pendampingan psikolog beneran, khususnya psikolog klinis," tulis Poppy.

Poppy berharap kasus ini dijadikan pembelajaran bagi seluruh orang tua untuk lebih mengenal anak-anak mereka.

"Ambil hikmahnya ibu-ibu dan bapak-bapak untuk memahami pentingkah arti komunikasi dalam keluarga, ajarkan anak mengenal kecerdasan emosi," tulis Poppy.