Find Us On Social Media :

Miris! Empedunya Dipercaya Bisa Jadi Obat Corona, Jenis Hewan Ini Dikurung Sampai Luka!

Hewan ini empedunya diyakini bisa obati corona

GridFame.id - Menurut sejumlah laporan, pemerintah China merekomendasikan obat tradisional dari empedu beruang sebagai terobosan penyembuhan Covid-19.

Diyakini virus ini berasal dari pasar yang menjual ikan dan hewan liar lainnya.

Di sini hewan hidup dijual dan disembelih bersamaan dengan yang telah mati.

Baca Juga: Jarang Meleset, Terawangan Nyai Ratu Kidul Saat Malam Jumat Soal Corona Bikin Netizen Ketar-Ketir: 'Gak Kebayang!'

Sejak saat itu, virus meneybar secara global dan membunuh 53.190 orang pada catatan Jumat (3/4/2020).

Melansir Plant Based News, awal bulan ini Komisi Kesehatan Nasional China menerbitkan daftar pengobatan yang direkomendasikan untuk corona.

Daftar itu mencakup perawatan tradisional dan Barat untuk Covid-19.

Satu di antaranya adalah Tan Re Qing, pengobatan berasal dari bubuk tanduk kambing dan berbagai tanaman termasuk empedu beruang.

Sementara itu, World Animal Protection menilai aksi tidak manusiawi pada beruang ini sangat kejam.

"Hewan liar yang digunakan sebagai sumber pengobatan tradisonal adalah salah satu pelanggaran paling kejam di dunia, memiliki potensi konsekuensi kesehatan masyarakat yang parah," kata pihak World Animal Protection, Jan Schmidt-Burbach melansir The Whig.

Baca Juga: Jangan Panik! Masyarakat Jateng Kini Bisa Cek Sendiri Status Corona di Daerahnya, Begini Caranya!

"Sungguh tragis dan ironis bahwa pengobatan yang direkomendasikan untuk kasus Covid-19 menyarankan konsumsi produk hewan liar sebagai respons pada pandemi yang timbul dari hewan liar."

Potret Kejamnya Kandang Beruang

Laporan Animals Asia mengungkap tempat untuk mengambil empedu beruang.

"Sebagian besar beruang yang dikurung disimpan dalam sangkar kecil, kadang-kadang sangat kecil sehingga beruang tidak dapat membalikkan badan atau berdiri dengan posisi merangkak."

"Beberapa beruang dimasukkan ke dalam sangkar sebagai anak dan tidak pernah keluar, hidup selama 30 tahun dalam kondisi seperti ini," jelas laporan itu.

"Seringkali mereka tumbuh terlalu besar untuk dikeluarkan melalui pintu kandang saat penyelamatan."

Baca Juga: Duh, Sekarang Katanya Mata Merah Juga Bisa Jadi Gejala Corona yang Tak Disadari! Begini Penjelasannya

Tidak jarang para beruang itu menderita lika-luka saat tumbuh besar di dalam kurungan.

Tapi lebih dari itu, psikis mereka terganggu sama parahnya dengan kondisi tubuhnya.

Alhasil organisasi aktivis hewan liar ini mengutuk peromosi empedu beruang sebagai pengobatan.

"Animals Asia percaya kita tidak seharusnya bergantung pada produk satwa liar seperti empedu beruang sebagai solusi untuk memerangi virus mematikan yang tampaknya berasal dari satwa liar."

"Adalah akurat untuk menegaskan bahan aktif dalam empedu beruang, UDCA, efektif dalam mengobati beberapa kondisi."

Oleh karena itu, obat-obatan diproduksi sintetis dan tidak menggunakan empedu beruang secara langsung.

Baca Juga: Jalanan Sudah Kembali Ramai, Wali Kota Solo Geram hingga Beri Peringatan Soal Rumor Bebas Corona: 'Solo Bebas Corona Itu Tidak Benar'

Produksi seperti ini sudah dilakukan selama beberapa tahun dan digunakan di seluruh dunia.

Kendati demikian, Animals Asia mengerti bahwa pengobatan Tan Re Qing sukses mengobati pneumonia.

Dimana penyakit ini adalah salah satu gejala dan puncak sakit Covid-19.

"Namun pengobatan tradisional Tiongkok sudah ribuan tahun diterapkan dengan praktis dan menggunakan pengetahuan."

"Bersama dengan filosofi menyeimbangkan harmoni dan kedamaian dengan lingkungan."

"Obat-obatan seperti itu harus sembuh tanpa membahayakan," jelas pernyataan Animals Asia.

Baca Juga: Bebas Lebih Cepat Karena Covid-19, Penampilan Roro Fitria Saat Keluar Rutan Malah Jadi Sorotan Warganet: 'Aku Terharu'

Kutuk Keras Tindakan China

Sementara itu pihak Environmental Investigation Agency (EIA) yang bermarkas di London, Aron White, mengutuk keras tindakan pemerintah China ini.

Menurutnya, tindakan Tiongkok ini terkesan ironis.

"Membatasi memakan satwa liar sambil mempromosikan obat-obatan yang mengandung bagian satwa liar mencontohkan pesan campuran yang dikirim oleh otoritas China tentang perdagangan satwa liar," kata White, dilansir laman EIA yang dikutip Fox News.

"Sejumlah besar orang di China menyerukan pembatasan yang lebih besar pada perdagangan satwa liar."

"EIA sangat mendukung seruan ini dan ingin larangan China diperluas untuk mencakup penggunaan satwa liar yang terancam punah untuk tujuan apa pun, termasuk dalam pengobatan tradisional," tutur dia.

Baca Juga: Para Ahli Menyebut Masker Kain Kurang Efektif di Tengah Wabah Corona, ini Alasannya

White menegaskan harusnya momen pandemi corona ini menjadi awal berakhirnya konsumsi dan perdagangan hewan liar.

Ini juga sesuai dengan anggapan mayoritas responden Tiongkok terkait pertanian empedu beruang ini.

Menurut jajal pendapat yang dilakukan Animals Asia pada 2011 lalu, 87 pesen orang Tiongkok tidak setuju dengan praktik pertanian empedu beruang.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Potret Beruang Dikurung sampai Luka, Diambil Empedunya untuk Obat Corona