Find Us On Social Media :

Pantas Angka Kematian di Indonesia Tinggi! Dokter Spesialis Paru Ini Buka Tabirnya, Alat Rapid Test Kurang Efektif?

Dr. Erlina Burhan

"Virus ini very infectious memang, mudah menular. Tapi itu bisa kita cegah. Obatnya memang tidak ada, tapi banyak orang yang sembuh sebetulnya. Kan data-data dari luar menyebutkan kematian antara 3, 4, 5 persen dan itu artinya-" jawab Dr. Erlina.

"Tapi di sini 10 persen, Dok?" potong Deddy saat itu juga.

"Nah, itu saya mau ngomong juga!" seru Dr. Erlina yang membuat keduanya tertawa.

Ternyata Dr. Erlina sendiri memiliki jawaban atas tingginya kematian di Indonesia.

Baca Juga: Berani Gelar Pesta Pernikahan Di Tengah Wabah Corona, Pasangan ini Langsung Digelandang Polisi Usai Ucap Janji Suci

Rupanya, Dr. Erlina dan beberapa dokter lainnya sempat tidak setuju dengan dijalankannya rapid test.

"Nah, kenapa 10 persen? Karena kita under detection, kita tidak cukup banyak mendeteksi. Jadi orang selalu pakai, contoh tuh Korea Selatan! Mereka tidak pembatasan, tapi mereka mendeteksi banyak banget. 15,000 per hari lo, deteksinya!" kata Dr. Erlina.

"Bukannya dokter yang sempat marah-marah di tv di mana-mana, yang mengatakan bahwa membeli rapid test itu buang-buang duit?" tanya Deddy Corbuzier yang sempat membuat Dr. Erlina terdiam.