Find Us On Social Media :

Pantas Angka Kematian di Indonesia Tinggi! Dokter Spesialis Paru Ini Buka Tabirnya, Alat Rapid Test Kurang Efektif?

Dr. Erlina Burhan

"Kalau saya pribadi dan perhimpunan sih, mengatakan lebih baik PCR yang diperbanyak dibanding rapid test serologi ini karena dia mendetect antibodi, dan antibodi itu terbentuk gak dari awal. Setelah di atas 7 hari atau setelah ada gejala. Dan kalau positif belum tentu Covid, bisa aja corona biasa," jelasnya lagi.

Jadi itu berarti rapid tes yang dijalankan saat ini tidak terlalu efektif dalam mendeteksi Covid-19.

Soalnya jika hasil rapid tes negatif, maka kemudian baru akan dites swab.

Baca Juga: Najwa Shihab Soal Syahrini: 'Cuek Saja Klaim Dirinya Sebagai Princess, PDnya Sudah Seperti Ratu Sejagat!'

Nah, menurut Dr. Erlina, tentu saja ini membuang-buang waktu dan juga uang sehingga seharusnya tes PCR yang berjalan sejak awal.

"Sekarang kan orang semua komplain hasil tesnya lama 7 hari, 10 hari, kenapa? Karena jumlah PCR-nya yang sedikit. Center yang bisa periksa sedikit. Tapi kalau center-nya diperbanyak, alatnya diperbanyak itu bisa cepat. Dan kalau cepat bisa dilakukan pemeriksaan yang cukup banyak, jadi kita tahu the real numbers, artinya yang ternyata meninggal sekarang sekian, tapi real numbers yang positif itu lebih banyak jadi gak 10 persen," jelasnya lagi.