Lebih lanjut Prof. Dedi menyampaikan, akurasi model dengan parameter dan hasil simulasi prediksi seperti di atas masih perlu dievaluasi dalam setidaknya 2 minggu ke depan.
Hal itu dilakukan untuk melihat apakah terjadi tren penurunan yang konsisten atau justru menjadi tren naik.
Namun, akurasi prediksi akan semakin baik jika puncak pandemi telah terlewati.
Baca Juga: Iwan Fals Ikut Komentari Soal Beda Mudik & Pulang Kampung: 'Wah, Presiden Kesrimpet Kali!'
"Hasil prediksi yang diberikan di atas baru memotret data nasional sebagai satu entitas dan melakukan sejumlah simplifikasi," jelasnya.
Misalnya, belum menggambarkan potensi penyebaran virus karena faktor kondisi geografis Indonesia berupa negara kepulauan.
Selain itu, belum memodelkan efek pengaruh pengendalian dari pemerintah seperti Pengaturan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul POPULER Kapan Corona Berakhir di Indonesia? Diprediksi Juli 2020 Asal Larangan Mudik Dipatuhi