Find Us On Social Media :

Belajar dari Rumah Membuat Stres Siswa dan Orang Tua, Kak Seto Kritik Menteri: 'Bukan Sekedar Robot'

Ilustrasi anak sedang belajar di rumah karena pandemi Covid-19

GridFame.id - Persebaran virus corona di Indonesia membuat pemerintah melakukan tindakan cepat.

Pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), melarang mudik, dan juga meliburkan siswa agar bisa belajar dari rumah.

Kebijakan yang telah lama dilangsungkan adalah belaar dari rumah sejak pertengahan Maret lalu.

Baca Juga: Bisa Ditonton Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap 'Belajar dari Rumah' Lewat Siaran TVRI

Belajar dari rumah, bukan berartisiswa bisa bermalas-malasan.

Akibat padatnya kurikulum, banyak anak-anak yang merasa stres hingga para orang tua ikut terbebani.

Melihat banyaknya keluhan dari orang tua, Kak Seto selaku Kepala Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) memberikan suaranya.

Kak Seto memberikan beberapa saran bagi menteri pendidikan untuk menanggapi keluhan tersebut, diantaranya: 

Meminta kurikulum yang fleksibel

Ketua LPAI ini meminta pemerintah segera melakukan evaluasi dan membuat kurikulum darurat.

"Jadi mohon ada semacam kurikulum darurat atau evaluasi darurat. Mungkin sekarang ini supaya tidak memberatkan siswa," kata Kak Seto dikutip dari Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Kak Seto juga mengharapkan kurikulum darurat tersebut bersifat fleksibel agar anak lebih nyaman belajar.

"Mohon kita tidak terlalu kaku dengan terget kurikulum atau istilahnya SKL (standar kurikulum lulusan)," ungkapnya.

Baca Juga: Siswa di Jember Diliburkan Untuk Mencegah Penularan Covid-19, Polisi Geram Temukan Gurunya Gelar Pesta Arisan

Ada tugas kreatif

Kak Seto mengungkap tugas kreatif sangat penting untuk menciptakan sifat suka menciptakan, bukan sekedar penerima.

"Baik tugas-tugas yang diberikan pada siswa maupun evaluasi itu lebih ditekankan pada prinsip-prinsip merdeka belajar. Jadi anak-anak bukan sekedar menerima, tapi dipancing optimisme mereka sebagai pencipta," katanya.

Pasalnya, tugas-tugas sekolah tidak hanya mengacu pada kurikulum.

Anak-anak juga perlu dikembangkan kreativitasnya seperti menceritakan dan menuliskan esai atau puisi tentang pengalaman menghadapi pandemi ini.

Baca Juga: Tak Disangka, Manfaatkan Virus Corona, Siswa Ini Jual Tiap Tetes Hand Sanitizernya dengan Harga Mahal! Ending-nya Malah Ngenes

Tugas yang menunjukkan daya kreativitas sangat digemari anak-anak karena menyenangkan.

"Padahal pemahaman yang harus diingat adalah semua anak pada dasarnya senang belajar. Senang belajar bukan sekedar jadi robot," tuturnya.

Terlalu banyak tugas yang mengacu pada buku bisa membuat anak-anak stres saat belajar di dalam rumah.

Perlu panduan

Kak Seto berharap agar Kementerian Pendidikan mengeluarkan panduan belajar di tengah Covid-19.

Dengan belajar di rumah, semua pihak termasuk orang tua bisa membantu proses pembelajaran anak menjadi lebih bermakna.

"Kita kan sudah menemukan seorang Mas Menteri yang telah mencetuskan ide merdeka belajar. Itu betul-betul harus dipraktikkan dan dirasakan," tutur Kak Seto.

Baca Juga: Belajar Prihatin Menghadapi Wabah Covid-19, Ayu Azhari Berikan Anak-anaknya Nasi Telur Kecap

Kak Seto menekankan, kurikulum yang terlalu kaku tanpa adanya panduan membuat anak-anak bingung.

Akibatnya, para orang tua juga terkena dampaknya.

"Belajar itu harus mengasyikkan dan menyenangkan, tapi bukan sekedar kamu bikin ini-ini. Kadang kan anak enggak ngerti, orang tua juga lupa. Jadi siapa pun akan bingung," tutupnya.

Baca Juga: Suster Kesayangan Ashanty Divonis Tumor Ganas, Istri Anang Hermansyah Kabarkan Akan Jalani Operasi  hingga Ungkap Permintaan Maaf: 'Maaf Nggak Bisa...'

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Belajar dari Rumah, Kurikulum Darurat dan Anjuran Kak Seto...