Find Us On Social Media :

Ngeri! Keluarga Jemput Paksa Jenazah PDP di Rumah Sakit, 100 Orang di Sulsel Serentak Jadi ODP

Ilustrasi - Tim medis RSUP Sanglah saat simulasi penanganan pasien virus corona, Rabu (12/2/2020)

GridFame.id - Beberapa hari lalu salah satu pasien dalam pengawasan (PDP) Rumah Sakit Dadi Makassar, Sulawesi Selatan meninggal dunia.

Direktur RS Dadi, Arman Bausat mengungkap bahwa PDP tersebut merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Akademis Makassar.

Pasien tersebut dirujuk lantaran memiliki gejala mengarah ke Covid-19 berupa batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah.

Baca Juga: Rekor Baru! Pantas Jumlah OTG, PDP, dan ODP di Depok Merosot Drastis Dalam Sehari, Cara Kerja Ini Patut Diacungi Jempol!

Baca Juga: Jenuh Dirawat, 10 Pasien Covid-19 di Ternate Nekat Kabur dari Karantina Bikin Warga Panik

Setelah dirawat dua hari, PDP tersebut meninggal dunia pada Rabu (3/6/2020).

Kabar meninggalnya salah satu pasien tersebut pun mendapatkan respon dari pihak keluarga dan sekelompok orang.

Kala itu, pihak rumah sakit berencana mengurus dan mengkafani jenazah sesuai protap Covid-19.

Namun, tiba-tiba sekelompok orang datang menggeruduk rumah sakit.

"Baru rencana akan dikafani, disalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Maccanda, Gowa," ucap Arman.

"Datang pihak keluarga langsung ambil paksa dan bawa pergi," tambahnya.

Jumlahnya kurang lebih ada 100 orang yang menggeruduk rumah sakit dengan membawa senjata tajam.

Baca Juga: Jadi Angin Segar! Padahal Tadinya Zona Merah, Daerah di Indonesia Ini Kabarkan Nol Corona, Semua Pasien Sembuh Total Termasuk Para ODP!

Baca Juga: Ganti Status, Surabaya Kini Jadi Zona Hitam Covid-19, Ternyata Ini Penjelasan Tri Rismaharini dan Khofifah Indar

Pihak rumah sakit pun tak bisa berbuat banyak melihat orang-orang membawa senjata tajam.

"Daripada di halau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya diperintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah," jelas Arman.

Dalam rekaman CCTV, terlihat ada tujuh orang yang masuk secara paksa ke ruang ICU dan membawa jenazah pergi.

Akibatnya, para penjemput juga harus menanggung risikonya.

Juru bicara gugus tugas percepatan Covid-19 Sulsel, Ichsan Mustari menyebutkan bahwa kelompok penjemput tersebut langsung ditetapkan menjad orang dalam pemantauan (ODP).

Tim tugas juga akan melakukan tracing pada keluarga dan rombongan yang mengawal kepulangan jenazah untuk mengantisipasi penularan virus corona.

Selain itu, tim gugus juga akan memantau kondisi rombongan.

Baca Juga: 5 Hari Berturut-turut Jumlah Pasien Corona Menurun, Indonesia Sudah Lewati Puncak Pandemi Corona?

Baca Juga: Banyak Muncul Gejala Baru, Inikah Gejala Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia?

Ichsan sangat menyayangkan karena adanya tindakan yang mengintimidasi tenaga medis karena membawa senjata tajam.

Namun, pemerintah juga tetap akan mengedukasi warga yang belum pahan tentang protokol kesehatan.

"Iya. Jadi pemerintah daerah tetap mendatangi keluarganya untuk memberikan edukasi seperti itu. Semuanya harus mengikuti protokol supaya penyebaran bisa diputus," ujar Ichsan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 100 Orang Serentak Jadi ODP, Berawal Jemput Paksa Jenazah PDP Sambil Bawa Senjata Tajam