3. Punya komitmen dalam perubahan transformasional demi menghindari ancaman utama global
Coronavirus memang memiliki dampak buruk pada kesehatan dan sosial secara global.
Bahkan, bila pandemi ini dikendalikan dengan vaksin atau antivirus maka ancaman kesehatan utama lainnya tetap ada.
Termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan ancaman eksistensial (misalnya, pandemi yang muncul dari perkembangan dalam biologi sintetik).
Diketahui, kebijakan dari lockdown sendiri justru memberikan peluang untuk transformasi dari adanya ekonomi berkelanjutan yang mengarah pada tujuan kesehatan, lingkungan, dan sosial yang lebih luas.
4. Penerapan pendekatan berbasis sains untuk manajemen perbatasan
Karena pembukaan perbatasan pasca pandemi ini butuh pendekatan yang teliti, maka pembukaan ini cakup dua proses yang sangat berbeda.
Misalnya yakni dengan perluasan kategori orang yang saat ini diizinkan memasuki Selandia Baru di luar penduduk, keluarga dan sekelompok kecil lainnya. Maka, biasanya mereka wajib dikarantina selama 14 hari.
Selain itu, potensi lebih luas lainnya yakni masuk wilayah bebas karantina. Tujuan itu dirasa paling aman dari negara-negara yang memenuhi target eliminasi serupa.
Proses ini dapat dimulai dari negara-negara Kepulauan Pasifik yang bebas Covid-19, terutama wilayah Samoa dan Tonga.