Find Us On Social Media :

In Memoriam Jakob Oetama: Alami Konflik Batin Demi Geluti Jurnalistik, Pendiri Kompas Gramedia Kini jadi Inspirasi!

Tokoh pers nasional yang juga pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama tutup usia, Rabu (9/9/2020), di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta. Foto ini memperlihatkan Jakob Oetama di ruang kerjanya di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, 7 Oktober 2016.

GridFame.id - Kabar duka kembali menyelimuti tanah air atas meninggalnya salah satu tokoh besar dunia jurnalistik.

Tokoh yang memiliki peran besar dalam dunia jurnalistik, Jakob Oetama tutup usia.

Bukan hanya menjadi tokoh pers nasional, Jakob Oetama juga merupakan wartawan senior dan juga pendiri Kompas Gramedia.

Dilansir dari Kompas.com pada Rabu (9/9/2020), Jakob Oetama meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Meninggal Dunia Meninggal dunia pada usia 88 tahun, Jakob Oetama wafat karena mengalami gangguan multiorgan. Usianya yang sudah semakin renta pun memperparah kondisinya hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir. Sosok Jakob Oetama dikenal sebagai wartawan senior yang memiliki dampak besar pada dunia jurnalistik Tanah Air.

Dirinya pun dijadikan panutan oleh banyak jurnalis dari berbagai kalangan di Indonesia. Mengutip dari TribunJakarta, Rabu (9/9/2020), perjalanan karir dari Jakob Oetama tidaklah mudah.

Tokoh pers nasional ini justru mengawali karier sebagai seorang guru di salah satu sekolah di Jakarta. Cita-cita awal Jakob adalah menjadi pastor, namun pekerjaan ayahnya sebagai guru membuat Jakob untuk tidak melanjutkan cita-cita awalnya. Jakob Oetama memulai kariernya setelah keluar dari Seminari di Yogyakarta. Ia pun merantau ke Jakarta dan memulai karirnya sebagai guru di Yayasan milik kerabatnya di SMP Mardiyuwana Cipanas, Jawa Barat pada 1952 sampai 1953. Setelah sukses mewujudkan cita-citanya sebagai guru, Jakob memilih kuliah B-1 Ilmu Sejarah. Setelah lulus melanjutkan di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Publisistik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Baca Juga: Dunia Komedi Indonesia Berduka, Komedian Omaswati Meninggal Dunia

Minat menulis Jakob tumbuh seiring dengan belajar sejarah. Kecintaannya dengan dunia jurnalistik tumbuh ketika mendapat pekerjaan sebagai sekretaris redaksi mingguan Penabur di Jakarta dan memutuskan berhenti mengajar pada 1956. Ia pun sempat dilanda kegundahan ketika ia harus memilih melanjutkan kariernya sebagai guru atau mendalami dunia jurnalistik. Kemudian Jakob menemui Pastor JW Oudejans OFM, pemimpin umum di mingguan Penabur.

Oudejans, Pastor tersebut menasihatinya bahwa guru sudah banyak namun wartawan tidak. Saat itulah yang menjadikan titik balik Jakob untuk fokus menggeluti dunia jurnalistik. Setelah itu, ia bersama dengan sahabatnya, PK Ojong, mendirikan sebuah majalah bernama Intisari. Majalah Intisari yang didirikan oleh Jakob Oetama dan PK Ojong Bersama J. Adisubrata dan Irawati SH pertama kali terbit pada 17 Agustus 1963.

Baca Juga: Duka Melanda Keluarga Presiden RI, Ibunda Jokowi Meninggal Dunia Intisari ini lah yang menjadi awal dibentuknya Kompas Gramedia yang tetap berdiri hingga sekarang. Nama Kompas sendiri merupakan pemberian dari Presiden Soekarno yang berarti penunjuk arah. Jakob juga aktif dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasehat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journax (FIEJ), Anggota Asosiasi Internasional Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.

 

 

 

 

Artikel Ini Telah Tayang di Grid.ID dengan Judul "Sempat Hadapi Konflik Batin Demi Capai Cita-cita, Perjalanan Karier Mendiang Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Kini Jadi Inspirasi!"