Find Us On Social Media :

Tak Setuju PSBB, Orang Terkaya di Indonesia Kirim Surat ke Jokowi hingga Berikan Solusi Ini Pada Anies Baswedan

Budi Hartono

GridFame.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan adanya PSBB total di wilayahnya.

Meski banyak yang menentang, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tetap kembali diberlakukan mulai Senin (14/9/2020).

Situasi dinilai sudah darurat sebab rumah-rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jakarta semakin penuh dan laju kematian akibat virus corona semakin cepat.

Keputusan ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat yang disiarkan melalui Youtube Pemprov DKI, Minggu (13/9/2020).

Baca Juga: PSBB Ketat Jakarta 14 September, Mal dan Pasar Tetap Diperbolehkan Buka, Ini Syaratnya!

Provinsi DKI Jakarta memutuskan memberlakukan PSBB Pengetatan selama dua pekan mulai 14 sampai 27 September 2020.

Pemberlakuan kembali PSBB total ini pun banyak mendapat sorotan hingga membuat senewen beberapa menteri Jokowi.

Para pembantu ekonomi Presiden Jokowi itu menilai, penerapan kembali PSBB bisa berdampak pada ekonomi yang saat ini sudah mulai bergeliat.

Tak hanya para menteri Presiden Jokowi saja, ternyata salah satu orang terkaya di Indonesia juga ikut menyuarakan pendapatnya.

Orang terkaya RI dengan kekayaan Rp 277,83 triliun versi Forbes, Budi Hartono ikut angkat bicara mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bakal berlangsung esok hari, Senin (14/9/2020).

Tak main-main, Budi Hartono bahkan mengirimkan surat pada Presiden Joko Widodo terkait hal itu.

Dalam suratnya kepada Jokowi, pemilik Djarum Group ini mengutarakan ketidaksetujuannya, karena memberlakukan PSBB bukan langkah yang tepat.

Ia menilai pemberlakuan PSBB oleh Gubernur DKI bukan langkah yang tepat.

Ada beberapa alasan yang diutarakan Budi Hartono.

Salah satu alasannya adalah PSBB terbukti tidak efektif menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta.

"Jadi jangan karena membesarnya jumlah kasus terinfeksi Covid-19, kemudian Gubernur mengambil satu keputusan jalan pintas yang tidak menyelesaikan permasalahan sebenarnya," tulis Budi dalam suratnya yang diekspos dalam Instagram Mantan Duta Besar Polandia, Peter F Gontha, @petergontha, Minggu (13/9/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Sempat Dipertanyakan Karena Perbedaan, Audi Marissa Akhirnya Resmi Menikah dengan Aktor Tampan Ini

"Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB, tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik," tambahnya.

Dia bahkan tak segan melampirkan diagram pertumbuhan infeksi yang masih meningkat saat PSBB.

Negara yang berhasil menurunkan tingkat infeksi justru melalui measure circuit breaker.

Meski telah menerapkan PSBB, kapasitas rumah sakit DKI Jakarta dinilai tetap akan maksimum.

Menurut Budi, seharusnya Pemerintah harus terus menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus.

 

 

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus meningkatkan kapasitas isolasi masyarakat, sehingga tidak melebihi kapasitas maksimum ICU di Jakarta.

Ia pun turut melampirkan gambar tempat isolasi di Port Singapura sebagai contoh.

Baca Juga: Kalah Lagi, Ruben Onsu Lagi-lagi Harus Lapang Dada Soal Sengketa Bisnis Geprek, Pengadilan Minta Lakukan Ini!

Di mana pemerintah negara itu membangun kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis.

"Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu) karena memanfaatkan kontainer yang tinggal dipasang AC dan tangga," terangnya.

Mencontoh dari negara tetangga, Indonesia bisa membangun kontainer isolasi ber-AC di tanah kosong.

Selain itu, pemerintah juga perlu melaksanakan testing, isolasi, tracing (pelacakan), dan treatment.

Pasalnya, diketahui sejauh ini masih banyak kekurangan dalam hal isolasi dan contact tracing.

Dengan begitu, perekonomian masih tetap harus dijaga, sehingga aktivitas masyarakat yang menjadi motor perekonomian yang dapat terus menjaga kesinambungan kehidupan bermasyarakat kita hingga pandemi berakhir.

Menurut orang terkaya di Indonesia ini, masyarakat kita akan lebih takut kehilangan pendapatan daripada adanya ancaman Covid-19 ini.

"Masyarakat lebih takut kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta kelaparan daripada ancaman penularan Covid-19. Beberapa lembaga survei menunjukkan hasil riset seperti itu," pungkas Budi.

Baca Juga: 8 Tahun Menjanda, Venna Melinda Mendadak Pamerkan Foto Lawas hingga Ungkap Soal Cinta Pertamanya, Siapa?