GridFame.id - Kerokan menjadi salah satu alternatif kebanyakan masyarakat di Indonesia untuk menghilangkan rasa sakit seperti masuk angin.
Alih-alih ingin menghindari ke dokter, memang tak jarang yang memilih kerokan dan menganggap itu sudah cukup menyembuhkan.
Ketika badan merasa meriang tak sedikit yang menandakan bahwa itu sedang masuk angin, dan kerokan bisa mengeluarkan angin dalam rubuh.
Lalu sebenarnya bahaya gak ya kerokan itu?
Dikutip GridHealth, Senin (14/6/2021) padahal meriang atau demam sebenarnya merupakan sebuah gejala dan infeksi penyakit.
Meski sebenarnya bila dilihat dengan kaca mata medis antara meriang dan kerokan tidak ada tautan.
Namun faktanya masih banyak dilakukan, menurut dokter ahli penyakit dalam Djoko Santoso, dr., Sp.PD, K-GH, Ph.D, seperti dilansir dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Ailangga pada artikel 'Kerokan Boleh, Asal…' (28/2/2011), disebutkan sebenarnya teknik kerokkan sama halnya dengan memijat, yaitu menekan bagian tubuh yang sakit untuk memperlancar peredaran darah.
Perbedaanya hanya terletak pada alat yang digunakan, kalau memijat menggunakan tangan, sedangkan kerokan memanfaatkan uang logam atau benda lain, semisal sendok bahkan ada juga yang menggunakan bawang.
Pada kondisi tertentu, papar Djoko lebih lanjut, ketika terjadi ketidakseimbangan sistem di dalam tubuh, maka secara otomatis tubuh akan 'berteriak' dengan caranya yang khas, seperti menunjukkan reaksi capek, pegal, maupun kelelahan.
Kondisi tersebut terjadi karena sirkulasi darah yang membawa nutrisi, vitamin, dan suplay oksigen tidak tersalurkan dengan baik.
Komposisi itu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mengembalikan keseimbangan.
Oleh sebab itu, dengan pendekatan teori kedokteran, kemungkinan teknik kerokan berguna untuk memperlancar aliran darah.
Dengan teknik menekan yang searah dari atas kebawah, maka oksigenasi akan berjalan dengan baik, suhu tubuh kembali seimbang, racun-racun ditubuh bisa terbuang sehingga rasa sakit di tubuh berkurang dan badan terasa lebih enak.
Meskipun teknik kerokan dinilai sebagai cara paling sederhana untuk memperlancar aliran darah, ternyata tidak semua orang bisa menggunakan cara ini.
Tapi awas, penyandang diabetes dan penyakit kronis lainnya serta bagi yang sedang mengonsumsi obat cangkok organ, perlu waspada dengan kerokan ini.
Paslanya, kondisi kepekaan kulit sebagian orang tersebut sangat sensitif, sehingga dikhawatirkan jika dikerok malah akan mendatangkan luka dan menimbulkan infeksi.
“Kerokan diperuntukan bagi orang dengan kondisi tubuh prima, selama sistem pertahanan alami tubuh tidak berubah atau tubuh dalam kondisi normal, maka kerokan tidak masalah,” ujarnya.
Djoko pun mempunyai pendapat, jika dibandingkan, kerokan lebih tidak beresiko ketimbang memilih untuk mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.
Karena jika obat penghilang rasa nyeri dikonsumsi terlalu berlebihan, justru akan berdampak pada kerusakan ginjal dan lambung.
Djoko yang memperoleh gelar Ph.D di Clinical Nephrology dari Graduate School of Medicine Tokyo, Jepang ini tak lupa berpesan dengan beristirahat cukup sebenarnya bisa mengembalikan keseimbangan tubuh, tanpa harus kerokan.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul 'Hanya di Indonesia, Meriang Sembuh dengan Kerokan Menurut Dokter Penyakit Dalam Lebih Baik dan Tidak Masalah'