Penelitian yang sempat dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine juga mengatakan bahwa pengujian berbasis air liur ini dapat menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus corona sebesar 83 persen.
Hal tersebut didapatkan dari data 16 studi yang telah melibatnya setidaknya 5.900 partisipan .
Terpisah, dalam penelitian yang diterbitkan dalam JMDJurnal para ilmuwan di Memorial Sloan Kettering Cancer mencoba mengamati akurasi sampel air liur yang dikumpulkannya sendiri.
Studi ini melibatkan 285 karyawan yang di mana masing-masing akan memberikan sampel.
Partisipan tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, di mana ada yang menjalani swab nasofaring (hidung atau air liur) sedangkan yang lain menggunakan swab orofaringeal (mulut dan air liur).
Di mana hasilnya swab melalui hidung dan air liur memiliki hasil keakuratan 97.7 persen dibanding dengan swab melalui mulut yakni hanya sebesar 93 persen.
***