GridFame.id- Pandemi Covid-19 bukan hanya membawa pengaruh besar terhadap perubahan aktivitas masyarakat, namun juga pola hidup sehat.
Aktivitas yang sering dilakukan di luar kini banyak dikurangi dan hasilnya kitapun kebanyakan bekerja dari rumah. Tak heran jika menyebabkan pola makan kita kacau dan aktivitas olahragapun jadi terganggu.
Selain itu pandemi juga banyak memicu stress yang terkadang malah membuat nafsu makan meningkat.
Akibatnya, tak sedikit orang yang mengalami kenaikan berat badan dratis selama pandemi.
Hal ini membuat sebagian orang terkejut melihat angka timbangan yang tiba-tiba mengarah ke kanan secara cepat begitupun dengan ukuran lungkar pinggang yang bertambah besar.
Maka dari itu, bagi Anda yang mempunyai rencana untuk menurunkan berat badan saat bisa simak pembahasan artikel ini hingga habis.
Ada beberapa metode atau jenis diet yang sering dicari oleh warganet untuk menurunkan berat bada selama pandemi Covid-19.
Melansir dari Kompas (13/11/2021) berikut beberapa referensi jenis diet yang sering dicari masyarakat selama pandemi Covid-19.
1. Puasa Intermiten
Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu.
Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2. Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari.
Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk.
Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur.
2. Diet Keto
Diet keto menerapkan pola makan yang kaya akan lemak dan mengurangi makanan mengandung karbohidrat.
Tubuh biasanya menggunakan glukosa dari karbohidrat sebagai energi. Dalam diet keto, kita tak lagi mengonsumsi karbohirat. Jadi, energi akan didapatkan dari proses pembakaran lemak.
Hal ini akan meningkatkan metabolisme, menjaga tingkat gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 atau epilepsi. Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya. Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini.
3. Diet Paleo
Metode diet ini meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan.
Jadi, kita hanya bisa buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah.
Namun, riset dari Australia yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi.
Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung. Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus.
Seperti diketahui, dari 3 jenis metode tersebut bereaksi dengan cara berbeda di setiap orang.
Terkadang ada yang berhasil menurunkan berat badan dengan metode 1 namun adapula yang jatuh sakit karena diet tersebut.
Maka, sebelum memilih metode/jenis diet yang bisa diterapkan, baiknya carilah informasi lebih lanjut mengenai jenis-jenis diet tersebut dan sesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.
Terakhir, jangan lupa untuk imbangi dengan olahraga rutin agar terlihat lebih maksimal.
***