GridFame.id- Berikut ini tafsir mimpi meninggal dunia ternyata miliki makna yang berbeda-beda.
Simak arti mimpi meninggal dunia sendiri menurut tafsir islam, jadi jangan lupa simak artikel ini hingga selesai.
Terkadang mimpi bukan hanya sebagai bunga mimpi,namun terkadang memiliki pesan tersendiri tak terkecuali mimpi meninggal dunia.
Mimpi meninggal dunia memang menjadi salah sau pengalaman tidur yang kurang menyenangkan.
Entah mimpi melihat orang yang kita kenal meninggal dunia, bahkan yang lebih menyeramkan ketika melihat diri sendiri meninggal dunia.
Lantas apa yang sebenarnya tafsir mimpi kematian menurut islam? Apakah tafsir mimpi meninggal dunia ini pertanda baik atau pertanda buruk?
Dikutip dari buku Tafsir arti mimpi karangan M. Kamaluddin S.Pd.I MM, dalam agama Islam, mimpi bukan hanya sekedar bunga tidur.
Dalam riwayat Auf bin Malik, Nabi Muhammad SAW membagi tiga kriteria mimpi yang dialami manusia.
1. Mimpi buruk atau menakutkan yang datang dari setan
2. Mimpi menggelisahkan seseorang ketika terjaga dan terus terbawa dalam mimpinya
3. Mimpi yang menjadi isyarat dari 46 bagian kenabian. (HR Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Majah)
Ketika seseorang bermimpi dirinya meninggal, ada enam perincian tafsir mimpi yang bisa dijelaskan, sebagaimana dirangkum dalam kitab at-Ta’bir fi ar-Ru’ya karya Abi Sa’id Nasr bin Ya’qub ad-Dinawari.
Pertama, jika ia bermimpi dirinya meninggal dan ia menyaksikan tanda-tanda kematiannya seperti sakit, menangis, maka mimpi ini menunjukkan bahwa ia sedang dalam kondisi buruk dalam menjalankan ajaran agamanya.
Kedua, jika bermimpi dirinya meninggal, namun tidak disertai tanda-tanda kematian sebelumnya, maka hal demikian menunjukkan arti bahwa dirinya akan memiliki umur yang panjang.
Ketiga, jika seseorang bermimpi dirinya telah meninggal lalu hidup kembali maka mimpi tersebut menunjukkan bahwa ia telah melakukan dosa namun ia langsung bertaubat atas dosa tersebut. afsir mimpi ini berdasarkan surat QS Ghafir: 11
Pada QS Ghafir: 11 di atas kematian seseorang yang berkaitan dengan hidup kembali yang dialami oleh dirinya, berkaitan erat dengan pertobatan atau pengakuan terhadap dosa, maka mimpi mati lalu hidup kembali diarahkan pada makna sebagaimana ayat di atas.
Keempat, jika seseorang hanya bermimpi dirinya dalam keadaan sekarat, maka mimpi tersebut menunjukkan kalau dirinya sedang menzalimi dirinya sendiri atau menzalimi orang lain. Tafsir ini berdasarkan QS Al-An’am: 93
Pada QS Al-An’am: 93 di atas, antara sifat zalim dan sekarat dihubung-hubungkan menjadi satu ayat, maka berdasarkan hal ini, para ulama tafsir mimpi mengartikan bahwa saat seseorang bermimpi ia dalam kondisi sekarat maka itu menunjukkan kalau dia sedang berbuat zalim.
Kelima, jika seseorang bermimpi dirinya meninggal di atas tanah dalam keadaan tidak berpakaian apa pun (telanjang) maka itu menunjukkan bahwa ia akan menjadi orang fakir miskin.
Jika ia meninggal di atas karpet atau permadani maka itu menunjukkan bahwa ia akan diberi kelapangan dalam urusan dunia.
Jika ia meninggal di atas dipan atau ranjang (arab: sarir) maka itu menunjukkan ia akan diberi kenaikan pangkat atau derajat yang luhur. (Abi Sa’id Nasr bin Ya’qub ad-Dinawari, at-Ta’bir fi ar-Ru’ya, juz 2, hal. 520-521).
Dengan mengarahkan mimpi-mimpi yang kita alami pada pandangan para ulama penafsir mimpi, berarti kita telah melaksanakan perintah syara’ berupa memasrahkan sesuatu pada ahlinya, sehingga mimpi yang kita alami tidak kita tafsiri sendiri-sendiri secara serampangan. Wallahu a’lam