Find Us On Social Media :

Tolong Hati-Hati! Ini 4 Gejala dan Penyebab Pembengkakan Jantung yang Bisa Bikin Kritis

Ilustrasi pembengkakan jantung

GridFame.idPembengkakan jantung atau jantung yang membesar (kardiomegali) bukanlah penyakit, melainkan pertanda kondisi lain.

Merangkum Mayo Clinic, terkadang, jantung dapat menjadi lebih besar dan menjadi lemah.

Hal ini dikarenakan alasan yang tidak diketahui.

Kondisi ini dikenal sebagai kardiomegali idiopatik.

Namun, secara umum, jantung bengkak bisa disebabkan oleh kondisi yang telah menyebabkan jantung memompa lebih keras dari biasanya.

Hal ini juga menyebabkan kerusakan pada otot jantung.

Seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung sebaiknya catat ini baik-baik.

Ada beberapa gejala pembengkakan jantung yang bisa dikenali.

Apa saja gejalanya?

Baca Juga: Bisa Hemat Biaya Dokter Ratusan Ribu! Kemiri Ternyata Bisa jadi Obat Alami untuk Atasi Penyakit Jantung jika Diolah dengan Cara Ini

Menjaga kesehatan jantung merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya terdapat sejumlah penyakit yang bisa menyerang organ yang vital bagi kehidupan manusia ini, salah satunya pembengkakan jantung. Pembengkakan jantung atau disebut juga kardiomegali merupakan kondisi saat ukuran jantung lebih besar daripada biasanya, dikutip dari Cleveland Clinic, Jumat (04/02/2022). Jantung mungkin akan lebih tebal atau melebar dari biasanya. Pembengakakan jantung dapat bersifat sementara atau permanen, tergantung penyebabnya. Penyebab pembengkakan jantung Penyebab kardiomegali cukup beragam, mulai dari kondisi bawaan lahir, kerusakan akibat serangan jantung, atau detak jantung yang tidak normal. Dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (04/02/2022), terdapat juga beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan pembengkakan jantung, seperti berikut ini: Tekanan darah tinggi: Jantung harus mempompa lebih kuat agar bisa mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Ini dapat memicu ventrikel kiri membesar, menyebabkan otot jantung melemah. Tekanan darah tinggu juga dapat membuat ruang atas jantung membesar.

Baca Juga: Penderita Diabetes Bisa Koma Kalau Dibiarkan! Ini Gejala Hipoglikemia dan Cara Mencegahnya

Anemia: Kondisi di mana sel darah merah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh tidak cukup banyak. Jika tidak diobati, anemia dapat emmbuat detak jantung lebih cepat atau tidak teratur. Jantung harus memompa lebih banyak darah untuk menggantikan jumlah oksigen yang kurang dalam darah. Kardiomiopati: Penyakit yang menyebabkan jantung untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Seiring pembengkakannya, jantung seseorang akan membesar karena mencoba untuk memompa lebih banyak darah. Penyakit katup jantung: Ini merupakan kondisi medis yang jadi penyebab pembengakakan jantung selanjutnya. Di jantung, terdapat empat katup yang menjaga darah agar mengalir dengan benar. Jika katup rusak karena kondisi seperti demam rematik, kelainan jantung, infeksi (endocarditis menular), detak jantung tidak teratur, gangguan jaringan ikat, dan pengobatan radiasi, maka jantung mungkin akan membesar. Gangguan tiroid: Pembengakakan atau masalah jantung yang lain, bisa terjadi jika kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme) atau terlalu aktif (hipertiroidisme). Gejala pembengkakan jantung Rata-rata orang yang mengalami pembengkakan jantung tidak merasakan gejala apapun.

Tapi mereka juga mungkin akan mengalami tanda-tanda ini.

Baca Juga: Wanita dan Pria Wajib Waspada! Kerap Rasakan Nyeri pada Dada Tak Selalu Sakit Jantung, Sederet Penyakit Mematikan Ini Bisa jadi Sedang Bersarang di Tubuh, Cek Sebelum Terlambat

  1.  Napas jadi lebih pendek. 2. Detak jantung tidak normal. 3.  Pembengkakan yang paling sering terjadi di kaki, telapak kaki, atau perut. 4. Kelelahan atau merasa mudah lelah yang luar biasa. Pembengkakan jantung perlu ditangani, karena berisiko menyebabkan gagal jantung (heart failure), pembekuan darah, henti jantung, dan kematian mendadak. Kondisi ini umumnya ditangani dengan menggunakan obat-obatan tertentu. Tapi bisa juga melalui tindakan pembedahan seperti menanam alat pacu jantung, memasang implan cardioverted-defibillator (ICD), memperbaiki katup yang rusak, dan bypass arteri koroner (penempatan stent). Kardiomegali dapat dicegah dengan mengubah pola hidup jadi lebih sehat, misalnya mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung, olahraga 30 menit sehari, jaga tekanan darah dan kolesterol. Selain itu juga berhenti merokok, tidur yang cukup atau delapan jam setiap malamnya, dan tidak terlalu banyak mengonsumsi alkohol.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Pasien Henti Jantung

Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di GridHealth.id dengan Judul "4 Gejala Umum Pembengkakan Jantung dan Penyebabnya, Hati-hati"