GridFame.id - Apakah Anda termasuk orang yang suka mengonsumsi makanan bersantan?
Santan adalah salah satu bahan makanan yang diesktrak dari daging buah kelapa tua.
Santan berwarna putih seperti susu ini sudah menjadi kebutuhan untuk memasak.
Cara santan yaitu dengan metode tradisional memarut daging kelapa matang, setelah itu air dari serat kelapa menggunakan kain tipis untuk mengeluarkan esktrak santan.
Cara lain juga dapat menggunakan mesin khusus memarut dan memeras kelapa.
Semakin kental santan maka semakin tinggi kandungan lemak di dalamnya.
Saat lebaran tiba, orang biasanya akan membuat banyak makanan dengan bahan utama santan seperti sambal goreng, rendang, opor, dll.
Hal ini sering disebut membuat kolesterol naik.
Daripada tak bisa makan enak selama libur lebaran, yuk simak penjelasan ahli berikut ini.
Baca Juga: Mau Bikin Takjil Kolak Untuk Buka Puasa? Coba Lakukan 5 Tips Ini Agar Santan Kental dan Tidak Pecah
Santan banyak digunakan dalam hidangan Indonesia. Selain menambah aroma yang wangi, santan juga memberikan rasa gurih yang khas. Namun, tak sedikit yang memilih untuk membatasi konsumsi santan karena ia mengandung banyak lemak, termasuk lemak jenuh. Lemak jenuh dianggap buruk bagi kesehatan karena dapat meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung. Namun, apakah lemak jenuh dalam kelapa buruk bagi kesehatan masih diperdebatkan. Kandungan nutrisi santan kelapa Dilansir dari Live Strong, secara umum, 100 gram santan kelapa mengandung 18 persen dari kebutuhan harian zat besi, 11 persen dari kebutuhan harian magnesium, 33 persen dari kebutuhan mangan, 8 persen dari kebutuhan fosfor, 5 persen dari kebutuhan kalium, dan 5 persen dari kebutuhan zinc. Santan juga mengandung sejumlah kecil (antara 1 hingga 4 persen) nutrisi lain, seperti kalsium, vitamin B kompleks, vitamin C, dan kolin. Kemudian, terdapat 2 gram protein, 2,8 gram karbohidrat, dan 21,3 gram lemak dalam setiap 100 gram santan. Sebagian besar lemak ini (18,9 gram) adalah lemak jenuh.
Baca Juga: Nyesel Baru Tahu Sekarang! Iseng Minum Santan Kelapa sebelum Tidur, Wanita Ini Rasakan Efek Menakjubkan pada Tubuhnya Kandungan lemak dalam santan Kebanyakan orang dengan kebutuhan 2.000 kalori hanya boleh mengonsumsi 65 gram lemak setiap hari dan tidak lebih dari 20 gramnya berasal dari lemak jenuh. Ini berarti sepertiga dari kebutuhan harian akan lemak bisa berasal dari satu porsi atau 100 gram santan. Di samping itu, kandungan lemak jenuh yang tinggi dari santan juga telah memenuhi batas harian untuk jenis lemak jenuh. The American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar lemak jenuh dihindari jika khawatir dapat meningkatkan kolesterol, yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Namun, menurut The Coconut Palm Research and Development Perspectives, berbagai penelitian tidak sepakat dan mengatakan bahwa kandungan lemak kelapa netral untuk kesehatan. Sebuah studi tahun 2016 di European Journal of Nutrition menunjukkan, santan kelapa tidak memengaruhi trigliserida, kolesterol, atau penanda risiko kardiometabolik lainnya. Santan dan lemak jenuh Alasan mengapa kandungan lemak kelapa menyebabkan perdebatan adalah jenis lemak jenuh yang dikandungnya.
Baca Juga: Padahal Sering Dihindari Pelaku Diet, Santan Kelapa Justru Disebut Ampuh Turunkan Berat Badan, Kok Bisa? Kelapa memiliki campuran asam lemak jenuh rantai panjang dan rantai pendek, namun sebagian besar merupakan asam lemak rantai sedang. Tidak seperti lemak jenuh lainnya, asam lemak rantai sedang dapat bermanfaat bagi jantung, tetapi penelitian terkait hal ini seringkali bertentangan. Santan dan kolesterol Karena ada begitu banyak ketidaksepakatan tentang apakah lemak dalam kelapa dapat meningkatkan kolesterol, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi produk kelapa dalam jumlah sedang. Jika ingin mengonsumsi santan dalam jumlah besar, pastikan bahwa makanan lainnya mengandung lemak tak jenuh ganda, yang baik untuk jantung.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya du Kompas.com dengan Judul "Apakah Santan Menyebabkan Kolesterol Naik?"