Find Us On Social Media :

Berita Duka Pendaki Andhika Pratama Meninggal Dunia, Rumah Dipenuhi Karangan Bunga Belasungkawa! Wajib Ketahui Ini Tips Aman Mendaki Gunung

Keluarga besar sang pendaki terpukul, Andhika Pratama meninggal dunia

GridFame.id - Rumah duka Andhika Pratama dipenuhi karangan bunga ucapan belasungkawa, keluarga besar sang pendaki begitu terpukul kehilangan orang tercinta.

Sang pendaki meninggal dunia saat melakukan pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid.

Karangan bunga dari para kerabat dan instansi menghiasi suasana tempat persemayaman Andika Pratama (34) di Rumah Duka, di kawasan Jalan Padang Golf, Arcamanik, Kota Bandung.

Sementara pantauan Tribun Jabar di rumah duka, ada sekitar 25 karangan bunga yang dipasang berjejer yang ditujukan untuk almarhum Andika Pratama.

Sebagian kecil karangan bunga dikirim oleh atas nama pribadi.

Dan selebihnya dari berbagai instansi.

Karangan bunga duka cita, antara lain dikirim BCA, Kawan Era Baru, Ndeso Adventure, Summit Carstenz, Aqua Danone, BJB Precious, Busana Ragi Inovasi, Ikatan Keluarga APAC INTI, Bank Mega, dan Keluarga Besar Program Pascasarjana Universitas Pakuan.

Suasana di rumah duka masih terlihat lengang.

Beberapa tamu berdatangan, mayoritas yang datang dari kalangan orang tua.

Baca Juga: Viral Pendaki Petik Bunga Edelweis, Ini Dia Alasan Kenapa Bunga Dari Surga Tersebut Tak Boleh Dipetik & Bisa Didenda Hingga 100 Juta

Jenazah Andika akan tiba sekitar pukul 23.00 WIB malam dan dimakamkan pada Senin, dikutip dari Tribunnews.

Meskipun sudah lama berpulang, namun duka mendalam masih dirasakan pihak keluarga sang pendaki.

Sosok Pendaki Andhika Pratama

Dita, demikian Anindita biasa disapa, di sela kesibukannya menerima pelayat, mengatakan bahwa kakaknya itu memiliki karakter dan sosok yang luar biasa.

"Kakak aku itu baik sekali, sederhana sekali dan ramah. Kakak yang baik buat aku dan bisa diandalkan," ujarnya saat ditemui Tribun Jabar di rumah duka, Kota Bandung, Minggu (4/11/2018).

Sayangnya disaat-saat terakhirnya, Andika tak bisa banyak berpesan kepada adik satu-satunya tersebut.

Dita mengatakan sebelum keberangkatan kakaknya hendak mendaki ke Puncak Carstensz Pyramid hanya menyampaikan izin pamit seperti biasanya kalau berpergian kepadanya yang kini tinggal di Yogyakarta.

"Sebelum berangkat dari Bandung sekitar tanggal 28 Oktober lalu masih komunikasi dengan beliau. Hanya sebatas memberitahu dia akan berangkat," ujar Dita.

Dita menuturkan kakaknya itu sudah lama menyukai kegiatan alam terbuka, dan sangat hobi mendaki gunung sejak sekolah menengah atas (SMA) dan kuliah di Univeritas Parahyangan (Unpar) yang pernah tergabung mengikuti unit kegiatan mahasiswa pencinta alam, Mahitala.

Baca Juga: Banjir Hujatan Imbas Syuting di Lokasi Bencana, Intip Biodata Rebecca Tamara Artis Cantik Tanah Air yang Ternyata Bukan Orang Sembarangan!

"Selain menyukai climbing, beliau juga senang main musik juga. Memang tim yang ikut banyak kali ini. Bahkan orang Rusia juga ikut sekitar sembilan orang," katanya, dikutip dari Tribunnews.

Bagi pendaki pemula atau yang sudah mahir pendakian tetap harus waspada dan berhati-hati.

Berikut ini tips aman mendaki gunung, dikutip dari Kompas.com.

Tujuan utama dalam mendaki gunung bukanlah hanya mencapai puncak tertinggi dari gunung tersebut. Namun, pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga tercinta adalah hal yang paling utama dalam mendaki gunung.

Dalam mendaki gunung, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan pendaki agar kegiatan pendakian berjalan dengan lancar. Ada banyak hal yang sebenarnya perlu diperhatikan. Namun, sebagai permulaan, simak lima tips aman dalam mendaki gunung berikut.

1. Persiapan fisik dan mental sebelum mendaki

Mendaki gunung adalah kegiatan yang menguras banyak tenaga. Selain karena medannya yang naik turun, terkadang cuaca di atas gunung tidaklah menentu.

Oleh karena itu persiapan fisik dan mental sangatlah penting. Persiapan fisik bisa dilakukan dengan olahraga teratur minimal sebulan sebelum pendakian.

Dengan olahraga teratur, anggota tubuh akan terbiasa bergerak dan menghindari keram saat mendaki.

2. Membawa perlengkapan pendakian

Baca Juga: 'Kondisinya Seperti Kota Zombie' Bikin Merinding! Banyak Warga Tak Sempat Selamatkan Diri, Relawan Bongkar Kondisi Kota Lumajang Pasca Erupsi Gunung Semeru

Mendaki gunung ternyata bukanlah hal yang simpel. Selain butuh persiapan mental dan fisik, persiapan alat pendakian juga harus diperhatikan. Alat-alat yang biasanya dibawa adalah tenda, sleeping bag, sepatu hiking, jaket sesuai ketinggiannya, alat memasak, makanan dan minuman yang cukup, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Jangan bawa barang yang tidak dibutuhkan. Jika membawa barang yang berlebihan dapat mengganggu perjalanan, misalnya tas yang dibawa menjadi tidak stabil.

Disarankan juga barang yang dibawa semuanya dimasukan ke dalam tas carrier dan hindari menenteng sesuatu. Dengan tidak menenteng apapun, akan memudahkan tangan kita melakukan gerakan apapun untuk membantu mendaki atau menuruni gunung.

3. Kenali gejala AMS

AMS adalah Acute Mountain Sickness atau penyakit ketinggian di atas gunung. Menurut gejala dan levelnya, AMS terbagi menjadi tiga bagian, yakni AMS ringan, AMS sedang dan AMS berat. “Sebanyak 75 persen kasus yang ada, AMS biasanya terjadi pada saat pendaki memasuki ketinggian 3.000 - 4.000 mdpl.

Gejala munculnya AMS biasanya muncul 12-24 jam setelah pendaki tiba di ketinggian tersebut,” ujar Mountain Guide di Indonesia Expeditions, Rahman Muchlis pada acara "Sharing Tips dan Pengalaman Mendaki Gunung di Atas 4.000 mdpl" di Consina Store Buaran, Jakarta.

Gejala yang muncul biasanya berupa sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, sesak nafas, tidur terganggu, dan lain sebagainya. Solusi untuk mengatasi hal ini adalah pendaki harus tetap sadar dan tetap melakukan aktivitas ringan.

“Jangan mendaki ke tempat yang lebih tinggi, bila gejala semakin parah, disarankan untuk turun ke tempat yang lebih rendah,” ujar Rahman.

Mempelajari teknik-teknik aklimatisasi untuk menghindari gejala AMS juga sangat penting bagi pendaki.

Baca Juga: Gunung Merapi Kini Status Siaga Level 3, Sudah Keluarkan Lava Pijar 11 Kali dalam 6 Jam

4. Mengurus izin pendakian

Hal ini sangatlah penting ketika mendaki gunung. Dengan mengurus izin pendakian, pendaki tersebut akan terdata oleh petugas setempat.

Hal ini sangat berguna apabila ada pendaki yang tersesat atau belum memberikan kabar sama sekali, petugas akan secara cepat bertindak.

Dalam data saat pendaftaran izin juga biasanya terdapat surat izin dokter dan tertulis riwayat penyakit di sana.

Dengan hal ini, petugas bisa dengan tepat membawa perlengkapan obat-obatan dan penanganan khusus apabila penyakit pendaki tersebut kambuh.

5. Berteduh apabila hujan turun

Seringkali cuaca di atas gunung cepat berganti tanpa kita sadari.

Pada pagi hari matahari bersinar sangat cerah, namun bisa saja siang hari hujan turun sangat lebat.

Dalam hal ini para pendaki haruslah waspada akan pergantian cuaca ini.

Baca Juga: 'Erupsi Lagi! Besar! Lari!' Gunung Semeru Kini Muntahkan Awan Panas, Warga Lari Tunggang Langgang Balik ke Pengungsian