Find Us On Social Media :

Sukses Ditonton Jutaan Orang, Begini Kisah di Balik Film KKN di Desa Penari! Pemeran Hantu Alami Hal Mengejutkan dan Kru Dilarikan ke Rumah Sakit Alami Gangguan

Kisah mistis di balik Film KKN di Desa Penari, pemeran hantu alami hal mengejutkan hingga kru harus dilarikan ke rumah sakit

GridFame.id - Film terbaru 'KKN di Desa Penari' sepertinya berhasil mencuri perhatian para pecinta film horor terbukti sudah ditonton jutaan orang, di balik kesuksesannya ternyata ada kisah tak terduga.

Banyak kejadian mengejutkan di balik film KKN di Desa Penari, ada kisah pilu yang terselip.

Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap film 'KKN di Desa Penari' berhasil menghantarkan film tersebut menjadi film yang paling banyak ditonton dengan jumlah 7 juta kali penayangan.

Film horor KKN di Desa Penari tembus 7 juta penonton dalam 19 hari penayangan.

Hal itu disampaikan produser MD Pictures, Manoj Punjabi, di akun Instagram pribadinya.

"7 JUTA PENONTON!!!. 7 Juta Penonton Film “KKN Di Desa Penari” telah memaknai Hari kebangkitan Nasional," tulis Manoj dikutip Kompas.com dari Insatgram @manojpunjabimd.

Jumlah penonton tersebut resmi menandai KKN di Desa Penari sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Tetapi di balik kesuksesan film itu, ternyata juga ada kisah pilu yang dirasakan pemainnya.

Waduh ada apa ya?

Baca Juga: Intip Biodata Aghniny Haque Pemeran Ayu dalam Film KKN di Desa Penari yang Ternyata Punya Prestasi Membanggakan Ini

Kejadian tak terduga dialami salah satu pemain yang berperan sebagai hantu dalam film tersebut.

Bukan hanya pemainnya, tetapi juga kru ada yang harus dilarikan ke rumah sakit.

Kisah Pilu di Balik Film KKN di Desa Penari

Kisah pilu tersebut dirasakan oleh Subardo yaitu salah satu warga Dusun Ngluweng, Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen, Gunungkidul yang dilibatkan berperan menjadi hantu dalam salah satu adegan di film tersebut.

Awalnya, pemilik akun Twitter @dwikiaprinaldi mencuitkan soal bayaran kerja pemeran hantu di film KKN yang ternyata dibayar rendah.

"di Jogja, hantu pun underpaid, gws," tulis Dwiki dilansir dari Twitter, Jumat (20/5)/2022).

Subardo pun lantas membagikan pengalaman syutingnya menjadi hantu, hingga bayaran yang diterimanya.

"Saya itu didapuk (diminta) jadi hantu.

Selain itu saya juga ikut jaga di sini," ujar Subardo.

Baca Juga: 'Memang Nyata, Pas Adegan Kesurupan..' Merinding Sempat Bikin Penasaran Se-Indonesia Raya, Tissa Biani Ungkap Sosok Asli Nur dalam Cerita KKN di Desa Penari: Karakternya Juga Asli

Tak hanya ia seorang, ternyata ada sejumlah 50 warga lain yang juga ikut proses syuting.

Fakta lain yang mengejutkan, ternyata selama 24 jam riasan wajah hantu tersebut tak boleh dihapus.

Serta mereka harus menunggu dalam bus ber-AC agar riasannya tidak luntur.

Selain itu, selama waktu syuting, talent diminta untuk tak memejamkan mata.

Jika ada satu orang yang tidak sengaja mengedipkan mata atau melakukan gerakan lain yang tak sesuai yang diinginkan, maka siap-siap saja akan mengulang adegan tersebut.

Usut punya usut, alasan Subardo dan warga lain dilibatkan syuting tersebut, karena syuting tersebut memakan waktu lebih dari satu hari.

Lantas mereka pun diberi upah sebesar Rp 75 ribu.

"Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama.

Kami dibayar Rp 75 ribu sekali pengambilan gambar," bebernya.

Baca Juga: Sinopsis dan Nonton Streaming Film KKN Desa Penari yang Lagi Viral

Di samping alasan pengambilan gambar dan upah, pria tersebut juga menceritakan kejadian mistis berupa kesurupan.

Kejadian itu rupanya dialami oleh seorang kru saat hendak syuting di rumah Ngadiyo, rumah utama dalam film tersebut.

"Saya sendiri yang menunggui kru di rumah sakit.

Kru itu harus dilarikan ke rumah sakit karena alami gangguan pernafasan," tandasnya.

Baca Juga: Ini Dia Biodata Adinda Thomas Sosok 'Widya' dalam Film KKN di Desa Penari yang Sempat Digosipkan Pacaran dengan Aliando Syarief, Diam-diam Punya Sederet Bisnis Menggiurkan Ini

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul VIRAL! Pemeran Hantu di Film 'KKN di Desa Penari' Hanya Dibayar Rp 75 Ribu, Harus Standby 24 Jam