Hal itu dijelaskan dalam surah Al-Anfal ayat 35.
"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS : Al-Anfal : 35).
Hukum bersiul kemudian ditafsirkan lebih lanjut oleh Al-Jashas.
"Siulan dan tepukan tangan dinamakan shalat, karena orang musyrikin menjadikan siulan dan tepuk tangan sebagai pengganti doa dan tasbih. Ada yang mengatakan, mereka bersiul dan bernyanyi ketika sedang beribadah." (Ahkam al-Quran, 3/76).
Ada juga yang menyebut hukum bersiul dalam Islam itu adalah haram.
Baca Juga: Menyapu Rumah Saat Malam Hari Bisa Jadi Pemicu Kemiskinan? Ini Penjelasan Menurut Islam
“Bersiul itu dilarang, dalam bahasa arab fasih disebut al-Muka’. Dan ini tradisi Jahiliyah, dan termasuk akhlak yang buruk”. (Fatawa Lajnah Daimah, 26/390).
Itu firman Allah SWT dan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa bersiul adalah perbuatan orang musyrik pada masanya.
Mengapa Masih Ada Orang yang Percaya Mitos?
Masyarakat yang mempercayai mitos biasanya mendapatkan pengajaran lewat generasi terdahulu. Para generasi tua menggunakan mitos sebagai sarana pembelajaran.
Kemudian, bak lingkaran yang tak ada ujungnya, pengajaran menggunakan media mitos ini terus diturunkan pada generasi selanjutnya.
Pada zaman dulu, ilmu pengetahuan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, setiap penjelasan terhadap suatu peristiwa atau kejadian sering kali dikaitkan dengan mitos.