Parahnya kala itu, Brigadir J sampai disangkakan tuduhan melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Akibat hal itu, Brigadir J yang telah meregang nyawa pun dimakamkan ala kadarnya, tanpa upacaya pemakaman atau penghormatan terakhir dari institusi Polri.
Di momen pilu itu, ada sosok penting yang menjadi pemantik terungkapnya kasus kematian Brigadir J.
Sosok tersebut adalah Rosti Simanjuntak, ibu kandung almarhum Brigadir J.
"Saya punya perspektif antropologis ingin mengatakan dia (ibunda Brigadir J) sebetulnya sedang menyuarakan budayanya, perempuan mengonstruksi perempuan Batak, seperti apa hubungannya dengan anak," ungkap Prof Sulistyowati Irianto dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Rosi Kompas TV, Sabtu (27/8/2022).
Diakui Prof Sulistyowati Irianto, kasus kematian Brigadir J bisa terungkap karena sejak awal Rosti Simanjutak selalu menggaungkan keadilan untuk anaknya.
Kendati jarang tampil di televisi, Rosti Simanjuntak di awal-awal kasus anaknya vokal menyuarakan kepedihannya atas kematian Brigadir J yang tak wajar.
Padahal saat itu, belum banyak media yang berani memberitakan kematian seorang polisi akibat tembak menembak dengan sesama polisi.
"Anda mengatakan kepada saya, the game changer (pengendali permainan) adalah ibu Yosua. Bagaimana anda sampai dapat analisis ini, ketika ibu Yosua tidak banyak tampil. Ia sempat diwawancarai dalam kondisi sedih, tapi justru menurut Prof Sulis dialah yang membuat ini semua bisa terbuka ?" tanya Rosi.
"Ketika kasus ini terjadi, beberapa hari sesudahnya kan media tidak berani mewartakan. Bahkan Tribunnews Jambi sudah wawancara tapi tidak berani," kata Prof Sulistyowati Irianto.
Berawal dari momen Rosti Simanjuntak meraung-raung seraya menangisi Brigadir J, tabir kematian almarhum pun tersingkap.