GridFame.id -
Apakah kalian pernah pernah mendengar istilah daftar hitam nasional?
Selama ini orang hanya mengenal istilah BI Checking.
Dimana para debitur yang memiliki riwayat pinjaman atau kredit masuk ke dalam daftar BI Checking.
Nantinya pihak BI Checking bakal melakukan pengecekkan terhadap nama anda.
Jika anda mengalami galbay atau gagal bayar, maka akan masuk ke dalam buku hitam BI Checking.
Imbasnya, anda akan kesulitan jika ingin mengajukan kredit atau pinjaman lagi.
Tetapi, selain BI Checking ada juga istilah daftar hitam nasional.
Apa itu daftar hitam nasional?
Baca Juga: Begini Cara Pemutihan BI Checking Terbaru Agar Tak Masuk Blacklist
Mengutip laman resmi sikapiuangmu.ojk.go.id, Senin (27/6/2022), Daftar Hitam Nasional atau blacklist adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mencegah peredaran cek dan/ atau bilyet giro kosong.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/29/PBI/2006 tentang Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/ atau Bilyet Kosong, bagi pihak yang memberikan cek kosong sesuai dengan peraturan tersebut, akan dikenakan sanksi yaitu namanya dimasukkan ke dalam Daftar Hitam Nasional atau blacklist yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, BI Checking adalah pengecekan riwayat kredit di Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia yang dilakukan oleh debitur.
Ketika permohonan kredit seseorang berulang kali ditolak bank, bisa jadi karena kolektabilitasnya di Sistem Informasi Debitur buruk.
BI memang memiliki Sistem Informasi Debitur/ SIB yang di dalamnya berisi informasi nasabah-nasabah yang memiliki kredit.
Di dalam sistem tersebut akan terinformasikan apakah riwayat kredit nasabah tersebut baik atau buruk.
Baca Juga: Begini Cara Minta Surat Lunas Shopee Paylater Supaya BI Checking Bersih
Hal tersebut akan berdampak terhadap disetujuinya atau tidak pemberian fasilitas kredit selanjutnya.
Istilah "Blacklist Bank" yang umum beredar di masyarakat sebenarnya mengacu pada data debitur bermasalah dalam Sistem Informasi Debitur (SIB) Bank Indonesia.
Namun, dengan beralihnya pengawasan perbankan kepada OJK sejak 31 Desember 2013, Sistem Informasi Debitur secara bertahap dialihkan pula kepada OJK.
Istilah BI Checking pun sudah berganti menjadi Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK OJK.
Meski namanya berubah, layanan yang diberikan tetap sama. Yaitu catatan riwayat kredit debitur (pihak yang mengajukan kredit), baik yang berupa kelancaran maupun non-performing loan atau kegagalan pembayaran.
Biasanya, pihak bank atau lembaga keuangan yang akan mengajukan pengecekan BI Checking atau SLIK secara online. Tetapi sebenarnya, masyarakat juga bisa melakukannya sendiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Bedanya Daftar Hitam Nasional dengan BI Checking? Ini Penjelasannya
Baca Juga: Begini Cara Minta Surat Lunas Shopee Paylater Supaya BI Checking Bersih