Find Us On Social Media :

Jangan Takut Menabung! 7 Tips Jitu Meminimalisir Risiko Investasi di Reksadana

Meminimalisir Risiko Investasi di Reksadana

Definisi paling sederhana tentang profil risiko adalah penentuan seberapa besar risiko yang bersedia kita ambil terkait dengan investasi kita, termasuk risiko dengan jumlah pokok yang diinvestasikan.

Misalnya, investasi di reksadana saham memiliki risiko tinggi, tetapi potensi keuntungannya juga tinggi (high risk high return). Sementara itu, investasi di reksadana pendapatan tetap rata-rata memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada reksadana saham tetapi pengembalian yang relatif lebih rendah.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertipu Investasi Abal-abal! Berikut Daftar 7 Aplikasi Investasi yang Sudah Terdaftar OJK

5. Waspadalah terhadap Penawaran Produk Baru

Penawaran produk baru mengacu pada reksadana baru yang tersedia untuk investor dan biasanya tersedia dengan nilai nominal rendah untuk periode terbatas.

Jadi, jika kita baru saja mulai berinvestasi dalam reksadana, mungkin lebih baik bagi kita untuk menghindari produk baru ini setidaknya sampai kita telah menciptakan portofolio yang cukup terdiversifikasi.

6. Jangan Ikuti Orang Kebanyakan

Ketika pasar naik terus-menerus, mayoritas investor berspekulasi bahwa itu akan naik lebih lanjut dan meningkatkan investasi. Ini adalah contoh klasik dari reli yang didorong oleh likuiditas.

Namun, kenaikan ini sering tidak berkelanjutan dan mau tidak mau terjadi koreksi pasar, yang merasionalisasi harga saham yang dinilai terlalu tinggi. Jadi, jika kita mendengar cerita-cerita tentang reksadana baru yang luar biasa memberikan pengembalian sangat tinggi kepada teman kita, pastikan kita melakukan riset sebelum berinvestasi.

Hal ini terutama berlaku dalam kasus reksadana sektoral atau tematik yang biasanya bersifat musiman dan memiliki tingkat volatilitas yang tinggi tergantung pada berbagai faktor eksternal. Jadi, jangan ikuti arus secara membabi buta ketika melakukan investasi reksadana, alih-alih teliti reksadana prospektif sebelum kita mendaftar untuk rencana SIP atau melakukan investasi dalam jumlah besar (lump sum) dalam skema semacam itu.

7. Pastikan Likuiditas Memadai

Kekhawatiran utama yang diabaikan oleh banyak investor baru adalah likuiditas. Secara praktis, likuiditas adalah fitur yang memungkinkan investasi dicairkan menjadi uang tunai dengan mudah dengan harga yang wajar dalam periode waktu yang telah ditentukan.

Semakin tinggi likuiditas suatu skema, semakin mudah untuk mencairkan jika terjadi keadaan darurat. Saham dianggap sebagai beberapa investasi yang paling tidak likuid, sementara pasar uang adalah yang paling likuid di antara investasi reksa dana.

Karena itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan menjaga keseimbangan antara investasi likuid dan tidak likuid sehingga kita memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi biaya darurat yang mungkin terjadi di masa depan.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertipu Investasi Abal-abal! Berikut Daftar 7 Aplikasi Investasi yang Sudah Terdaftar OJK