GridFame.id - Mau memulai investasi sejak dini dengan harapan memiliki aset di masa depan?
Dikutip dari laman resmi OJK, investasi dapat didefinisikan sebagai upaya membelanjakan sejumlah uang atau dana pada sesuatu hal yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Hal tersebut antara lain dapat berupa properti, surat berharga (deposito, saham, obligasi), logam mulia, perhiasan, atau bentuk lainnya.
Dalam melakukan investasi terdapat dua hal utama yang wajib dipahami oleh masyarakat, yaitu tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) dan tingkat risiko (risk).
Khusus terkait dengan risiko, setiap investor memiliki sikap toleransi terhadap risiko investasi yang berbeda-beda.
Sebagian merasa nyaman untuk mengambil risiko (risk-takers), sebagian kurang berani atau ragu-ragu (risk-moderate), dan ada juga yang benar-benar tidak berani untuk mengambil risiko (risk-averse).
Tidak ada satupun instrumen investasi yang cocok untuk semua orang.
Setiap orang (investor) perlu mengenali profil risiko masing-masing sebelum melakukan investasi sehingga nantinya akan dapat memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Permasalahannya adalah bahwa masyarakat atau investor seringkali hanya memperhatikan tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) namun lupa atau kurang memperhatikan tingkat risiko yang mungkin dihadapi jika memilih investasi dimaksud.
Masyarakat tergiur oleh janji hasil investasi, tapi kurang memperhatikan dan memahami tingkat risikonya.
Selain itu, 7 kesalahan ini juga kerap membuat investasi gagal hingga merugi.
Baca Juga: Wajib Tahu Dulu! Nyatanya Harga Emas yang Tinggi Malah Bisa Merugi Untuk Investasi
7 Kesalahan Fatal saat Investasi
Dilansir dari laman resmi sikapiuangmu.ojk.go.id, ini 7 kesalahan yang biasa dilakukan investor pemula yang bikin rugi:
1. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas
Investasi memerlukan tujuan yang jelas jadi tentukan apa yang ingin Anda capai dari berinvestasi.
Mengumpulkan Rp50.000.000,- untuk dana pendidikan perguruan tinggi anak atau Rp500.000.000,- untuk pensiun pada usia 60 adalah contoh sasaran yang tepat.
Sebagian besar investor terutama para pemula tidak memiliki tujuan yang jelas dalam berinvestasi, kebanyakan hanya ikut-ikutan namun tidak mengerti instrumen yang digunakan untuk berinvestasi.
2. Tidak Realistis terhadap Risiko
Dalam berinvestasi, risiko selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan hasil investasi karena semakin besar uang yang kalian tanamkan maka semakin besar juga risiko yang dihadapi.
Banyak investor yang tergiur dengan tingkat keuntungan yang tidak wajar, ditambah lagi apabila risiko yang ditawarkan minim, jangan sampai cepat tergiur dengan janji keuntungan yang tidak wajar.Pastikan institusi yang menawarkan investasi telah memiliki izin salah satu lembaga yang berwenang (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), dan Kementerian Koperasi dan UKM).
3. Tidak Melakukan Analisis yang Jelas
Investasi dapat dilakukan menggunakan berbagai instrumen yang tersedia.
Baca Juga: Waspada Modus Investasi Bodong! Selain Tawaran Pekerjaan, Ini yang Biasa Dilakukan Oleh Penipu
Namun tidak seluruh instrumen tersebut cocok untuk semua orang.
Sebelum memutuskan berinvestasi, sebaiknya Anda melakukan perhitungan sebelum menempatkan dana dalam jumlah yang cukup besar pada suatu instrumen.
Perlu untuk menganalisis dengan matang kemungkinan keuntungan yang diperoleh dalam suatu periode beserta risiko yang mungkin terjadi.
4. Fokus ke Jangka Pendek
Berinvestasi dalam jangka panjang umumnya lebih menguntungkan, namun diperlukan kesabaran lebih karena waktu yang dibutuhkan relatif lama.
Banyak investor pemula hanya fokus untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek, padahal time horizon suatu instrumen tergantung dari jenis investasi dan berapa lama investasi tersebut berjalan.
5. Tidak melakukan Diversifikasi Investasi
Jangan sampai Anda menempatkan seluruh uang yang dimiliki pada satu instrumen investasi, karena jika instrumen tersebut mengalami kebangkrutan, maka risiko yang kalian tanggung akan semakin besar.
Anda perlu untuk melakukan diversifikasi berbagai aset yang Anda miliki dan membagi risiko ke berbagai instrumen.
6. Tidak Fokus ke Rencana yang sudah Dibuat
Hal lain yang mungkin menggagalkan investasi adalah kurangnya fokus pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Baca Juga: Jangka Waktu Pencairannya Berbeda! Kenali Dulu 3 Jenis Deposito Sebelum Investasi
Kedisiplinan diperlukan untuk dapat menghidari hal-hal yang membuat kabur tujuan Anda dalam berinvestasi, karena mempertahankan lebih sulit daripada meraih kekayaan.
7. Terlalu Cepat Mengambil Keputusan
Hal ini merupakan kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor pemula.
Semangat yang terlalu tinggi tanpa melakukan pertimbangan yang matang memungkinkan Anda salah dalam memutuskan, yang pada akhirnya menggagalkan kesempatan Anda untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi.
Jadi selalu hati-hati sebelum memulai investasi ya.