GridFame.id -
E-wallet atau dompet digital telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai alternatif pembayaran yang praktis dan efisien.
Dengan berbagai platform e-wallet yang tersedia, masyarakat semakin mengadopsi teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, di balik kenyamanannya, e-wallet juga menghadirkan risiko keamanan yang serius.
Meskipun e-wallet menawarkan kenyamanan dan efisiensi dalam pembayaran.
Penting bagi pengguna untuk menyadari risiko keamanan yang terkait dengan teknologi ini.
Belakangan di media sosial sedang ramai modus penipuan phising.
Dimana banyak penipu yang memanfaatkan modus penipuan dengan cara mengrimkan link.
Selain itu ada juga penipuan scam yang bisa membuat korban merugi hingga ratusan juta.
Kebanyakan kasus tersebut membobol e-wallet yang dimiliki oleh korban.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang alasan-alasan mengapa e-wallet mudah dihack.
Apalagi banyak masyarakat yang mengaku kehilangan uangnya di e-wallet secara mendadak.
1. Rentan terhadap Serangan Phishing
Salah satu alasan utama mengapa e-wallet mudah dihack adalah karena rentan terhadap serangan phishing.
Para penjahat siber sering mencoba mengecoh pengguna dengan mengirimkan email, pesan teks, atau tautan palsu yang tampak meyakinkan, seolah-olah berasal dari layanan e-wallet yang sah.
Jika pengguna tidak berhati-hati, mereka mungkin akan memberikan informasi pribadi.
Contohnya seperti kata sandi atau nomor PIN mereka, memungkinkan peretas untuk mengakses akun mereka.
2. Kelemahan dalam Keamanan Jaringan
Platform e-wallet yang tidak memperkuat keamanan jaringan dapat menyebabkan risiko kebocoran data pribadi pengguna.
Jika infrastruktur keamanan tidak cukup kuat, peretas dapat dengan mudah menyerang jaringan, mencuri data sensitif, dan mengakses dana pengguna.
Oleh karena itu, perusahaan yang menyediakan layanan e-wallet harus berinvestasi dalam keamanan jaringan yang kuat untuk melindungi informasi pelanggan mereka.
3. Kemungkinan Kehilangan atau Pencurian Perangkat
Pengguna e-wallet sering menyimpan data mereka di perangkat seluler mereka.
Jika perangkat ini hilang, dicuri, atau diakses tanpa izin, maka informasi pribadi dan akun e-wallet bisa berada di tangan yang salah.
Bahkan jika pengguna melindungi perangkat mereka dengan kode PIN atau sidik jari, beberapa peretas mungkin masih memiliki kemampuan untuk menembus perlindungan tersebut.
Baca Juga: Selain Phising dan Scam, Ini 5 Modus Penipuan yang Bisa Sedot Saldo E-Wallet
4. Masalah Keamanan Aplikasi
Beberapa e-wallet mungkin memiliki kerentanan keamanan dalam aplikasi mereka sendiri.
Jika pengembang tidak secara teratur memperbarui dan memperbaiki bug, peretas dapat memanfaatkan celah ini untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk selalu menggunakan versi terbaru dari aplikasi e-wallet dan hanya mengunduhnya dari sumber yang terpercaya.
5. Serangan Man-in-the-Middle (MITM)
Serangan Man-in-the-Middle adalah taktik di mana peretas mencuri informasi yang dikirimkan antara dua pihak yang berinteraksi secara online.
Ini dapat terjadi saat pengguna melakukan transaksi menggunakan e-wallet mereka.
Peretas mencuri data dan informasi transaksi secara real-time, memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan yang tidak sah, seperti mengubah alamat penerima atau mengambil alih dana yang ditransfer.
6. Kurangnya Pendidikan Keamanan
Beberapa pengguna mungkin kurang menyadari risiko keamanan yang terkait dengan e-wallet dan mungkin tidak mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Ketidakpedulian terhadap praktik keamanan yang baik, seperti penggunaan kata sandi yang kuat dan tidak membagikan informasi pribadi, dapat menyebabkan e-wallet menjadi rentan terhadap serangan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.