GridFame.id - Cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah pembayaran periodik yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada bank atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman untuk membeli rumah atau properti.
Cicilan ini terdiri dari dua komponen utama: pembayaran pokok dan pembayaran bunga.
Pembayaran Pokok, bagian dari cicilan KPR yang digunakan untuk melunasi jumlah pinjaman pokok yang dipinjamkan.
Seiring berjalannya waktu, pembayaran pokok ini akan mengurangi saldo utang Anda.
Pembayaran Bunga, bagian dari cicilan KPR yang digunakan untuk membayar bunga atas pinjaman yang diberikan.
Bank atau lembaga keuangan akan menentukan suku bunga yang akan dikenakan pada pinjaman, dan pembayaran bunga akan dihitung berdasarkan saldo utang yang belum dibayar setelah pembayaran pokok sebelumnya.
Sistem pembayaran cicilan KPR biasanya dilakukan secara bulanan, tetapi bisa juga dilakukan secara triwulanan, semesteran, atau tahunan, tergantung pada kesepakatan antara peminjam dan pemberi pinjaman.
Selama masa pinjaman, sebagian besar cicilan KPR akan diarahkan untuk membayar bunga, terutama pada awal masa pinjaman.
Namun, seiring berjalannya waktu, proporsi pembayaran untuk pokok akan meningkat, sementara proporsi pembayaran untuk bunga akan menurun.
Pembayaran cicilan KPR adalah tanggung jawab utama bagi peminjam untuk mempertahankan kepemilikan atas rumah atau properti yang dibeli dengan menggunakan pinjaman tersebut.
Keteraturan dalam pembayaran cicilan KPR sangat penting untuk menjaga reputasi kredit Anda dan mencegah terjadinya penyitaan atau pengambilalihan properti oleh bank atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman.
Baca Juga: Kapan Bank Akan Sita Rumah KPR yang Nunggak Berbulan-bulan? Begini Penjelasannya
Ada beberapa alasan mengapa angsuran KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dapat naik di tengah-tengah cicilan berjalan:
1. Kenaikan Suku Bunga
Salah satu alasan paling umum adalah kenaikan suku bunga, jika Anda memiliki KPR dengan suku bunga tetap, biasanya angsuran tetap sama selama masa kredit.
Namun, jika Anda memiliki KPR dengan suku bunga yang disesuaikan (misalnya, suku bunga mengambang), maka kenaikan suku bunga pasar dapat menyebabkan peningkatan angsuran.
2. Perubahan Kebijakan Bank
Bank pemberi kredit dapat mengubah kebijakan mereka terkait struktur angsuran, misalnya mengubah masa tenor sisa, mengubah jumlah angsuran bulanan, atau mengenakan biaya tambahan tertentu.
3. Perubahan Asuransi
Jika Anda memiliki asuransi atau perlindungan tambahan lainnya yang terkait dengan KPR Anda, perubahan dalam biaya premi atau syarat-syarat asuransi dapat menyebabkan kenaikan angsuran.
4. Pajak Properti dan Biaya-Biaya Tambahan
Terkadang, pajak properti atau biaya tambahan lainnya yang terkait dengan kepemilikan rumah dapat naik dari waktu ke waktu, yang kemudian dapat mempengaruhi besarnya angsuran KPR.
Baca Juga: Ini 7 Hal yang Harus Dipertimbangkan Jika Ingin Ajukan Cuti Angsuran KPR Agar Tak Boncos
5. Penyesuaian terhadap Perubahan Kebutuhan
Beberapa kenaikan angsuran mungkin disebabkan oleh penyesuaian atas perubahan kebutuhan atau preferensi Anda.
Misalnya, jika Anda memutuskan untuk menambahkan fasilitas tambahan ke dalam rumah Anda atau melakukan renovasi besar-besaran, hal itu dapat mempengaruhi biaya dan karenanya angsuran KPR.
Penting untuk memahami bahwa perubahan angsuran KPR dapat terjadi karena berbagai faktor, dan penting untuk memperhatikan setiap pemberitahuan atau komunikasi dari bank atau lembaga keuangan yang memberikan kredit.
Jika terjadi peningkatan angsuran yang tidak diharapkan, Anda juga dapat menghubungi bank Anda untuk meminta penjelasan dan mengetahui opsi-opsi yang tersedia bagi Anda.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan Jika Memiliki Tanggungan Kredit Kendaraan dan KPR