Find Us On Social Media :

OJK Sarankan Ibu-ibu Lakukan Ini Demi Hemat Uang Belanja di Tengah Tren Rupiah Melemah

GridFame.id - Nilai tukar rupiah tengah berada dalam tren pelemahan.

Diketahui saat ini kurs rupiah telah menembus level Rp 16.200 per dollar AS.

Dengan pelemahan nilai tukar rupiah, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan bahwa harga pangan impor di dalam negeri berpotensi naik tajam.

"Karena perang ini (Iran-Israel) menyebabkan logistik terganggu sistem logistik terganggu, dan kita sudah paham dolar sudah mencapai Rp 16.200 itu akan mendorong menaikan harga pangan dan inflasi," kata Bustanul dalam diskusi bertajuk "Dampak Kebijakan Ekonomi Politik di tengah Perang Iran-Israel secara virtual, Senin (22/4/2024).

Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran ibu-ibu terhadap harga kebutuhan pokok.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun memberikan tips keuangan untuk mengelola keuangan bagi ibu-ibu di tengah situasi ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari mengatakan, bagi para ibu-ibu yang memiliki usaha, hal pertama yang perlu dilakukan ialah memisahkan anggaran untuk usaha dengan anggaran belanja keluarga.

"Dari bisnis untung atau dapat income pemasukan, kemudian belum hitung biaya-biaya, udah kemudian uangnya keluar untuk keluarga dan lain-lain, nah itu harus dipisahkan," tutur dia, ditemui di Aula Serba guna Perpusnas, Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Kemudian, para ibu-ibu dihimbau untuk menyiapkan pos dana darurat.

Nantinya dana darurat tersebut bisa digunakan sebagai bantalan apabila terjadi kenaikan harga pangan yang signifikan.

Biasanya, Friderica bilang, OJK menyarankan kepada suatu keluarga untuk menyiapkan dana darurat dengan besaran setara 3 sampai 6 kali dari pengeluaran setiap bulan.

Baca Juga: Apakah Telat Bayar Paylater 1 Hari Bisa Bikin SLIK OJK Auto Jelek? Begini Faktanya

"Tapi orang beda-beda tergantung berapa jumlah anak, kebutuhan setiap bulan dan lain-lain," kata perempuan yang akrab disapa Kiki itu.

Terakhir, para ibu-ibu diminta untuk menentukan skala prioritas pengeluaran, di mana pengeluaran bersifat primer dihimbau untuk diprioritaskan.

"Terus kemudian berapa yang ditabungkan, berapa yang diinvestasikan, jadi untuk melawan inflasi, kita ajari untuk investasi," ucapnya.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Antara OJK dan Ban Indonesia yang Tak Diketahui Masyarakat