GridFame.id - Jaminan tambahan atau agunan adalah aset yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman.
Jika peminjam gagal memenuhi kewajiban pembayaran, pemberi pinjaman dapat mengambil alih aset tersebut untuk menutupi kerugian.
Jaminan tambahan bisa bermanfaat dalam mengamankan pinjaman atau mendapatkan persyaratan yang lebih baik.
Properti seperti rumah, tanah, atau bangunan komersial sering dijadikan jaminan untuk pinjaman besar, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau pinjaman bisnis.
Mobil, motor, atau kendaraan komersial dapat dijadikan jaminan tambahan untuk pinjaman.
Pemberi pinjaman biasanya akan mempertimbangkan nilai pasar kendaraan dan persyaratan lainnya, seperti usia dan kondisi kendaraan.
Rekening tabungan atau deposito berjangka juga dapat digunakan sebagai jaminan tambahan.
Dalam beberapa kasus, rekening deposito yang digunakan sebagai jaminan tidak dapat ditarik sampai pinjaman dilunasi, tetapi ini memberikan jaminan yang kuat bagi pemberi pinjaman.
Pilihan jaminan tambahan bergantung pada jenis pinjaman, nilai yang dibutuhkan, dan persyaratan pemberi pinjaman.
Sebelum menggunakan aset sebagai jaminan, penting untuk memahami konsekuensi potensial, termasuk risiko kehilangan aset jika gagal membayar pinjaman.
Selain itu, berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau ahli hukum bisa membantu memastikan penggunaan jaminan yang tepat dan memahami semua aspek yang terkait dengan pinjaman dan jaminan.
Baca Juga: Bukan Cuma Jaminan Anti Galbay, Ternyata Ini Fungsi Agunan dalam Pinjaman
Jaminan tambahan diperlukan dalam beberapa kondisi tertentu saat mengajukan pinjaman.
Biasanya, jaminan tambahan diminta oleh pemberi pinjaman untuk mengurangi risiko dan memberikan jaminan tambahan jika debitur gagal membayar pinjaman.
Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan debitur perlu memberikan jaminan tambahan:
1. Riwayat Kredit Buruk
Jika debitur memiliki riwayat kredit yang buruk atau catatan pembayaran yang tidak konsisten, pemberi pinjaman mungkin merasa perlu perlindungan ekstra.
Jaminan tambahan dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan riwayat kredit yang kurang baik.
2. Pendapatan yang Tidak Stabil
Debitur dengan pendapatan yang tidak stabil, seperti pekerja lepas atau kontraktor, mungkin dianggap berisiko lebih tinggi oleh pemberi pinjaman.
Jaminan tambahan dapat memberikan jaminan bagi pemberi pinjaman jika pendapatan debitur tidak konsisten.
3. Jumlah Pinjaman yang Besar
Pinjaman dengan jumlah besar, seperti pinjaman bisnis atau hipotek, biasanya memerlukan jaminan.
Baca Juga: Langkah Jika Bank Mempersulit Pengambilan Sertifikat Jaminan setelah Kredit Lunas
Dalam beberapa kasus, jika nilai jaminan utama tidak mencukupi, jaminan tambahan diperlukan untuk menutupi risiko tambahan terkait dengan jumlah pinjaman yang lebih besar.
4. Kreditur Berisiko
Jika debitur bekerja di industri atau sektor dengan risiko tinggi atau ketidakpastian, pemberi pinjaman mungkin meminta jaminan tambahan, ini bisa terjadi jika industri debitur rentan terhadap fluktuasi ekonomi atau peraturan yang berubah-ubah.
5. Pinjaman Tanpa Agunan Tidak Disetujui
Jika debitur mengajukan pinjaman tanpa agunan dan tidak disetujui karena alasan tertentu, pemberi pinjaman mungkin menyarankan penggunaan jaminan tambahan untuk mendapatkan persetujuan.
6. Usia atau Status Keuangan yang Tidak Pasti
Debitur yang lebih tua atau yang memiliki status keuangan yang tidak pasti mungkin memerlukan jaminan tambahan untuk mendapatkan persetujuan pinjaman, pemberi pinjaman ingin memastikan bahwa ada jaminan jika terjadi perubahan kondisi keuangan debitur.
7. Rasio Utang terhadap Pendapatan yang Tinggi
Jika debitur memiliki rasio utang terhadap pendapatan yang tinggi, pemberi pinjaman mungkin meminta jaminan tambahan untuk memastikan bahwa debitur memiliki sumber daya untuk membayar pinjaman jika terjadi masalah keuangan.
Jaminan tambahan diminta oleh pemberi pinjaman dalam berbagai kondisi untuk mengurangi risiko dan memastikan perlindungan tambahan jika debitur gagal memenuhi kewajiban pembayaran.
Sebelum memberikan jaminan tambahan, debitur harus memahami risiko yang terkait dengan kehilangan aset jika tidak dapat membayar pinjaman dan mempertimbangkan opsi lain atau konsultasi dengan penasihat keuangan atau ahli hukum untuk saran yang tepat.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Sertifikat Jaminan Tak Cukup untuk Tutup Tunggakan Bank, Apakah Aset Lain Bakal Disita?