Find Us On Social Media :

Ini Jadinya Kalau Nekat Berinvestasi sebelum Punya Dana Darurat

Risiko berinvestasi sebelum punya dana darurat (ISTIMEWA).

GridFame.id - Apakah Anda berencana memulai investasi?

Dalam dunia keuangan, investasi sering kali dianggap sebagai langkah penting untuk mencapai kebebasan finansial dan mewujudkan tujuan jangka panjang.

Ada banyak sekali instrumen investasi yang ada saat ini, mulai dari saham, obligasi, emas, dan lain-lain.

Namun, sebelum memutuskan untuk mengalokasikan dana ke dalam berbagai instrumen investasi, ada satu langkah krusial yang sering kali diabaikan oleh banyak orang, yakni memiliki dana darurat.

Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang dapat digunakan untuk menutupi pengeluaran tak terduga dan situasi darurat.

Misalnya seperti kehilangan pekerjaan, perbaikan mendesak, atau kebutuhan medis.

Sayangnya, masih banyak yang nekat investasi padahal belum punya dana darurat sama sekali.

Memulai investasi tanpa dana darurat yang memadai dapat membawa berbagai risiko yang berpotensi merugikan.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam risiko-risiko tersebut dan mengapa penting bagi setiap individu untuk memastikan mereka memiliki dana darurat sebelum terjun ke dunia investasi.

Apa saja?

Simak sampai tuntas, yuk!

Baca Juga: Tak Perlu Utang Pinjol, Ini Jenis Investasi Likuid yang Bisa Ditarik Kapan Saja

Risiko Berinvestasi sebelum Punya Dana Darurat

1. Likuiditas Terbatas

Investasi pada umumnya memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah dibandingkan dengan dana tunai.

Jika terjadi keadaan darurat dan seseorang tidak memiliki dana darurat, mereka mungkin terpaksa mencairkan investasi dengan cepat.

Ini bisa mengakibatkan penjualan aset dengan harga yang lebih rendah dari nilai sebenarnya, terutama jika pasar sedang tidak menguntungkan.

2. Potensi Kerugian Finansial

Tanpa dana darurat, investor mungkin harus menjual investasi pada waktu yang tidak tepat, seperti saat pasar sedang turun.

Ini bisa menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

Selain itu, biaya penalti atau pajak untuk pencairan dini investasi tertentu (seperti reksa dana atau deposito berjangka) bisa menambah beban kerugian.

3. Gangguan dalam Rencana Investasi

Jika tidak memiliki dana darurat, investor mungkin harus mengubah atau menghentikan strategi investasinya karena kebutuhan mendesak.

Baca Juga: Amankah Investor Pemula Langsung Bermain di Instrumen Saham?

Hal ini bisa mengganggu pencapaian tujuan finansial jangka panjang dan mengurangi potensi keuntungan yang seharusnya diperoleh dari investasi.

4. Stres dan Ketidakpastian Finansial

Tidak memiliki dana darurat dapat menyebabkan stres dan ketidakpastian finansial.

Ketika menghadapi keadaan darurat tanpa dana yang cukup, seseorang mungkin merasa cemas dan tertekan, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Stres yang berkelanjutan juga bisa mempengaruhi pengambilan keputusan yang rasional dalam berinvestasi.

5. Penggunaan Utang sebagai Alternatif

Ketika tidak memiliki dana darurat, individu mungkin terpaksa menggunakan utang untuk menutupi kebutuhan mendesak.

Utang, terutama yang berbunga tinggi seperti kartu kredit atau pinjaman pribadi, bisa menjadi beban finansial yang berat.

Pembayaran bunga dan cicilan utang bisa menggerus pendapatan bulanan dan mengurangi kemampuan untuk berinvestasi di masa depan.

Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Takut Rugi? Simak Tips Investasi Untuk yang Toleransi Risikonya Rendah