GridFame.id - Banyak mitos yang beredar disekitar kita tentang makanan atau minuman.
Meski hanya mitos, tidak jarang hal tersebut memang benar adanya.
Salah satunya yang paling dikenal adalah kita tidak boleh mengonsumsi air dalam kemasan yang sudah dikocok, apalagi sampai berbui.
Katanya air tersebut sudah kotor sehingga akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Padahal meski tidak disengaja, air dalam kemasan masih bisa terkocok karena guncangan.
Lalu, apakah mitos tersebut benar adanya?
Kita simak yuk penjelasannya.
Air botol kemasan masih Aman Diminum Asalkan Patuhi Aturan
Baik air putih atau minuman berperasa, kalau sudah terkocok dengan agak keras, pastinya menimbulkan buih putih.
Nah, karena buih yang tercipta itulah minuman jadi dianggap sudah berbahaya dan tidak bisa dikonsumsi lagi.
Katanya kita bisa pusing dan sakit perut karena air sudah kotor.
Padahal sebenarnya itu tidak benar.
Buih yang tercipta karena goncangan baik disengaja atau tidak sama sekali tidak membahayakan kesehatan.
Pasalnya, buih ini pun terkadang tidak bertahan lama di dalam minuman kemasan karena lama-kelamaan akan hilang.
Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika ada indikasi lain seperti perubahan warna dan rasa pada botol kemasan.
Kemungkinan besar minuman sudah terkontaminasi zat lain yang bisa membahayakan tubuh.
Kalau sudah begitu, segera cek tanggal kadaluwarsa pada kemasan.
Siapa tahu minuman tersebut sudah lewat tanggal kadaluarsa atau hampir kadaluwarsa.
Hal lain yang perlu diperhatikan saat membeli minuman dalam kemasan adalah memperhatikan bentuk kemasan.
Kalau sudah penyok atau terdapat cacat, lebih baik tukar dengan kemasan lain yang masih bagus.
Bisa jadi cacat tersebut terbentuk akibat gas di dalam kemasan yang menandakan kalau minuman dalam kemasan sudah tidak bagus untuk dikonsumsi.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Makanan Kemasan
1. Perhatikan kemasan produk
Sebelum memutuskan untuk membeli.
Hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah kemasan produk.
Periksa kemasan produk, apakah ada kerusakan atau apakah kemasan dalam kondisi cacat.
Pastikan produk yang Anda beli masih dikemas dalam bentuk yang baik.
Jika ada sedikit saja kerusakan pada kemasan, sebaiknya pilih kemasan lain yang lebih baik.
2. Lihat tanggal kadaluwarsa produk
Penting untuk mengetahui apakah makanan kemasan yang Anda beli masih layak digunakan atau tidak, terutama untuk produk beku.
Walaupun Anda beli makanan kemasan dalam supermarket yang besar, namun tidak ada salahnya jika Anda mengecek tanggal kedaluwarsanya lagi.
Jika Anda berencana untuk tidak langsung memakai makanan kemasan tersebut, mengetahui tanggal kedaluwarsa juga berguna untuk mengetahui kapan Anda harus sudah memakainya.
Jika waktu pemakaian sudah lebih dari tanggal kedaluwarsa, produk makanan atau minuman kemasan sudah rusak atau tidak layak digunakan.
3. Baca informasi nilai gizi pada kemasan
Mengetahui berapa banyak kalori, lemak, karbohidrat, protein, dan kandungan gizi lainnya yang terdapat dalam produk makanan atau minuman yang Anda konsumsi sangat penting dilakukan.
Ini memudahkan Anda untuk mengetahui apakah nutrisi yang Anda peroleh sudah mencukupi, masih kurang, atau sudah melebihi kebutuhan Anda.
Saat melihat informasi nilai gizi, inilah beberapa hal yang harus Anda ketahui:
- Jumlah sajian per kemasan
Ini hal pertama yang harus Anda ketahui.
Tidak semua makanan kemasan memiliki 1 sajian (atau 1 porsi) per kemasan.
Padahal, biasanya nilai gizi yang tertera adalah untuk 1 sajian.
Jadi, jika dalam satu kemasan terdapat 2 sajian, maka Anda harus mengalikan kalori (atau nutrisi lain) dengan 2 sajian saat Anda menghabiskan makanan kemasan tersebut.
- Kalori
Saat melihat nilai gizi, Anda akan melihat beberapa jenis kalori.
Namun, Anda cukup melihat total kalori yang terkandung dalam makanan kemasan.
Hal ini penting untuk mengetahui sudah berapa kalori yang masuk ke tubuh Anda dari satu makanan kemasan tersebut.
Dengan begitu, Anda dapat menjaga jumlah kalori yang masuk ke tubuh Anda.
- Karbohidrat, serat, dan gula.
Penting bagi Anda untuk mengetahui jumlah ketiga jenis kandungan ini dalam makanan kemasan, terlebih lagi jika Anda memiliki diabetes tipe 2.
Jadi, tidak hanya kalori dan lemak saja yang menjadi fokus perhatian Anda saat membeli makanan kemasan.
- Lemak dan kolesterol
Dalam informasi nilai gizi, biasanya tertera berbagai kandungan jenis lemak dalam satu kemasan makanan atau minuman.
Yang paling penting Anda perhatikan adalah kandungan lemak jenuh.
Dalam sehari, Anda disarankan untuk mengonsumsi lemak jenuh tidak lebih dari 10% dari total kalori.
- Protein.
Nutrisi ini tidak kalah penting untuk Anda perhatikan dalam setiap makanan kemasan yang Anda makan.
Dalam sehari, setidaknya Anda harus mendapatkan protein sebanyak 10-35% dari total kalori harian Anda.
Baca Juga: Jangan Panik! Masyarakat Jateng Kini Bisa Cek Sendiri Status Corona di Daerahnya, Begini Caranya!
4. Lihat bahan-bahan yang terkandung dalam produk
Selain nilai gizi, bahan-bahan yang terkandung dalam makanan kemasan juga wajib Anda perhatikan.
Daftar kandungan bahan dapat menggambarkan tentang makanan atau minuman kemasan yang Anda konsumsi.
Anda juga dapat melihat jenis pengawet dan pewarna yang terkandung dalam makanan kemasan.
Sehingga, jika Anda bermasalah dengan salah satu jenis pengawet atau pewarna, Anda bisa menghindarinya.
Anda juga bisa menilai kualitas produk tersebut dari bahan-bahan yang dikandungnya.
5. Baca klaim gizi pada label produk
Jangan tertipu dengan klaim gizi yang tertera pada kemasan produk makanan atau minuman. Beberapa klaim gizi yang Anda baca mungkin bisa salah Anda artikan, contohnya:
Klaim “bebas kolesterol” atau “kolesterol rendah” pada makanan yang berasal dari sumber nabati, seperti margarin dan minyak, tidak ada artinya.
Semua makanan dari sumber nabati mengandung kolesterol sangat sedikit (hampir tidak ada).
Namun, bisa jadi mengandung lemak tinggi sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan.
Jika produk tersebut mengklaim 93% bebas lemak, mungkin produk tersebut memang benar mengandung lemak sebesar 7%.
Untuk memastikannya, sebaiknya baca lagi informasi nilai gizi yang ada di kemasan.
Bandingkan juga dengan kebutuhan lemak Anda per hari.
Artikel telah tayang di Tribuntravel dengan judul Mitos atau Fakta, Air Minum Dalam Botol yang Terkocok Sampai Berbuih Tidak Aman Diminum?
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar