GridFame.id - Riko Sihombing (54), sudah dinyatakan sembuh dari virus corona atau Covid-19. Selama diisolasi di RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur, dia menyebut mengkonsumsi sejumlah obat.
Beberapa diantaranya merupakan obat terkait paru-paru, karena paru-paru Riko terdampak.
Selain itu, dia wajib pula mengkonsumsi vitamin C.
Ia mengaku juga mengkonsumsi obat yang sempat disebut oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Namun Riko tak menjelaskan apakah yang dikonsumsi obat Avigan atau Klorokuin.
"Ada beberapa ya (obat yang saya konsumsi). Ada yang untuk paru Acetylcysteine, kemudian ada obat yang dibilang Presiden Jokowi juga ada," ujar Riko, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (11/4/2020).
Riko tak begitu mengetahui perihal dosis obat yang diberikan pihak rumah sakit.
Tapi terkadang, dia membandingkan jumlah obat yang diterimanya dengan teman sekamar isolasinya.
"Saya nggak tahu dosisnya berapa. Tapi saya iseng sering ngobrol dengan teman sekamar, dapat berapa tablet gitu. Ya nggak jauh beda, sama lah," jelasnya.
Selain itu, ia bercerita jika dokter akan selalu mengecek perkembangan kondisi pasien apakah sudah membaik, terutama dalam hal pernafasan.
"Jadi ketika kita masih pasang infus, masa berat-beratnya, dosisnya besar. Begitu cabut infus, ditanya dokter sambil diperiksa pakai stetoskop," kata dia.
"Dokter tahu lah, kita nggak bisa bohong (soal kondisi kita). Misal kita bilang sudah enak, tapi kemudian disuruh tarik nafas, ternyata batuk. Jadi dikasih obat lagi. Tapi begitu kita udah agak lega, dosisnya diturunin terus sama dokter," tandasnya.
Riko Sihombing juga mengaku sangat berterimakasih kepada para tenaga medis yang merawatnya di RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur.
Meski tak mengenal masing-masing pribadi dan tak dapat mengenali wajah dari tenaga medis tersebut, ia sangat mengapresiasi totalitas mereka.
"Kami (pasien) nggak tahu muka (tenaga medis), nggak kenal karena pakai alat pelindung diri (APD). Tapi saya salut, saya betul-betul apresiasi sama mereka," ujar Riko, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (11/4/2020).
Menurutnya, para tenaga medis ditempatnya dirawat sudah berkorban banyak.
Salah satunya dengan memperpanjang shift jaga mereka dari 4 jam menjadi 6 jam.
Hal itu harus dilakukan, kata Riko, karena mereka kekurangan orang atau tenaga medis.
"Mereka kan kekurangan orang, idealnya mereka pakai APD itu cuma 4 jam. Tapi karena kekurangan orang akhirnya shift mereka dibuat per 6 jam," kata dia.
Memperpanjang shift jaga, otomatis para tenaga medis juga semakin lama menahan lapar, haus dan rasa panas yang timbul akibat memakai APD.
"Per 6 jam itu bayangkan mereka nggak bisa makan, minum, ke belakang, buang kecil aja ke pampers. Dan itu panasnya luar biasa di dalam itu. Makanya di koridor itu dibikin sangat dingin suhunya," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pasien Sembuh Corona Beberkan Pengorbanan Tenaga Medis Perpanjang Shift Karena Kekurangan Orang
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar