Tidak aneh, cocok dengan jalan cerita, dan bisa “dicerna” penonton karena menggunakan bahasa yang baik.
Selain jalan cerita, adegan, totalitas pemain dalam berakting, apa lagi yang membuat penonton tertawa ketika menonton sebuah film action – comedy?
Sudah pasti, kehandalan sang translator punya pengaruh besar dalam kesempurnaan film.
Shafa yang pernah menerjemahkan Fast & Furious 5, Robocop, The 33, How to Train Your Dragon, dan Sex in The City ini juga menemukan tantangan begitu menerjemahkan adegan komedi.
“Orang bisa ketawa ketika nonton film komedi, semisal, pasti karena dia paham kecocokan antara subtitle yang dia baca dengan adegan.” tutur Shafa yang biasa nonton duluan film luar sebelum tayang di bioskop.
Pekerjaan sebagai translator ini bisa diibaratkan seperti menjadi penonton film untuk dibayar.
Ya, karena setiap harinya, seorang penerjemah akan “dihidangkan” oleh film-film dari luar yang dibeli Indonesia untuk kemudian ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia, atau, film tersebut ditayangkan di TV cable yang available di beberapa kota di Indonesia.
Jadi sebelum yang lain nonton kamu udah duluan!
Nah, penerjemah film harus bisa memposisikan dirinya juga sebagai penonton, supaya tahu penonton puas atau nggak.
“Tantangan lainnya, pas nerjemahin film dan gue bener-bener udah mentok, bener-bener nggak tau artinya, gue bakal tulis miring kata itu. Tinggal tunggu feedback dari QC (Quality Control), deh! Hahaha...” papar pemuda yang kuliahnya mengambil jurusan IT di sebuah universitas negeri di Jakarta.
Nah, kalau Anda berminat buat jadi penerjemah film, kamu kudu siap kejar-kejaran sama deadline.
Source | : | Hai Online |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar