Menurut Iqbal, pemerintah juga tidak transparan mengenai jumlah pemeriksaan yang sudah dilakukan di setiap lab dan setiap daerah.
Intentitas pemeriksaan untuk mendekteksi orang yang positif juga terbilang rendah.
Padahal semakin banyak pemeriksaan terhadap orang yang berisiko tertular Covid-19, maka semakin baik kurva epidemi menjelaskan realitas yang sedang terjadi.
Salah satu contohnya adalah Vietnam, negara berkembang di Asia Tenggara yang sukses kendalikan penularan Covid-19.
Dari sekitar 8.000 orang yang diperiksa ditemukan 1 kasus positif.
Sedangkan Indonesia, dari 7 orang diperiksa, 1 kasus positif langsung ditemukan.
Artinya, klaim bahwa kasus baru telah turun di Vietnam lebih meyakinkan karena mereka telah berusaha keras mencari satu kasus positif saja.
Sedangkan di Indonesia, satu kasus positif ditemukan cukup dengan memeriksa 7 orang.
"Dengan kata lain, masih banyak orang yang terinfeksi tetapi belum diperiksa," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kurva Covid-19 di Indonesia Melandai, Apa yang Salah dari Datanya?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar