Yuri menjelaskan, bila ada perbedaan data yang ia sampaikan, karena ada batas waktu pengumpulan yang berbeda di setiap daerah.
“Saya cut off time jam 12 WIB, provinsi lain ada yang cut off time-nya jam 4 sore, menunggu saya selesai pengumuman."
"Jadi yang saya umumkan data sampai jam 12, oleh provinsi yang diumumkan data sampai jam 4 sore, ya pasti berbeda,” tuturnya.
Baca Juga: Umbar Aib Suami, KPI Beri Sanksi ke 10 Tayangan Televisi yang Bahas Dewi Perssik
Perbedaan ukuran data juga menjadi sebab adanya perbedaan data.
Ia berujar selama ini pihaknya memakai data yang menjadi standar badan kesehatan dunia (WHO).
“Juga terkait ukuran data, data yang saya umumkan data yang menjadi standarnya WHO."
"Karena ini pandemi global harus ada data epidemiologis yang bisa dikaji secara global,”
“Salah satu contohnya WHO menyatakan data kasus yang meninggal yang diambil adalah data kasus yang terkonfirmasi positif."
"Sehingga kalau dipakai data kasus yang terduga juga, pasti jumlahnya lebih banyak,” paparnya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto tak lagi menjabat juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19.
Hal itu disampaikannya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (21/7/2020).
"Tadi sudah diumumkan Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto)," ujar Yuri.
Pengumuman yang dimaksud adalah posisi Yuri sebagai juru bicara pemerintah digantikan oleh Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Source | : | Wartakotalive |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
Komentar