"Jadi kita kasih penanganan infus, pemasangan oksigen kalau misalnya dia sesak kita kasih oksigen," kata dia.
Nasaruddin yang telah lama berjibaku menangani pasien dengan disabilitas mental mengaku tak sulit menangani pasien disabilitas mental yang positif virus corona, yang disebutnya "kooperatif" tersebut.
"Jadi kalau kita edukasi untuk dia tidak kontak dengan temannya yang tidak terkonfirmasi, dia ikut aturan karena di ruangan besar itu selain ada ruangan yang terkonfirmasi positif," jelas Nasaruddin.
Edukasi, lanjutnya, juga diberikan pada pasien ODGJ yang tidak terpapar virus corona, demi memutus mata rantai penularan Covid-19 di rumah sakit itu.
"Kita pisahkan dan kita kasih pengertian edukasi ke mereka supaya tidak berkeliaran dan tidak kontak dengan temannya," cetus Nasaruddin.
Walau demikian, Direktur RSKD Dadi Makassar, dr Aman Bausat menjelaskan kendala sulitnya memberikan pemahaman pada para pasien tentang bahaya virus corona.
"Orang ODGJ itu kan yang bermasalah kan mentalnya bukan fisiknya, mentalnya yang bermasalah jadi waktu dia kena penyakit fisik, virus itu kan [menyerang] fisik, ini kan orangnya mentalnya sudah susah di kontrol."
"Jadi apapun kita edukasi, kadang-kadang penerimaannya mungkin tidak bisa maksimal tetapi ada program edukasi, diingatkan jaga kebersihan, cuci tangan tapi kan yang bermasalah ini mentalnya," jelas Aman.
Baca Juga: Tolak Vaksin Covid-19 Langsung Dicoret jadi Penerima Bansos? Berikut Penjelasan Pemerintah
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar