GridFame.id - Fakta baru terkuak soal diduga pelecehan seksual yang terjadi di dalam kantor KPI.
Najwa Shihab pun menyebut ketua KPI mendadak ogah berdialog hingga keluar studio pada saat Mata Najwa berlangsung.
Kemudian kini ada juga berita yang menyebut bahwa korban MS dipaksa damai oleh pelaku.
Kasus pelecehan seksual ini kini tengah jadi perbincangan dan bahkan banyak masyarakat yang mengawal dan mau kasus ini selesai dengan memuaskan.
Namun di tengah prosesnya, kemudian banyak muncul berita yang membuat masyarakat geram.
Salah satunya adalah soal korban MS yang akan dilaporkan balik oleh pelaku karena menyebarkan identitas.
Hal itu diduga membuat pelaku mengalami perundungan dari netizen di media sosial.
Makanya mereka berniat akan melaporkan MS balik.
Ketua KPI, Agung Suprio kemudian muncul di podcast Deddy Corbuzier dan membahas soal masalah ini.
Ia menyebut, dugaan perundungan itu terjadi ketika ia belum menjabat sebagai ketua KPI.
Itu dia alasannya mengapa ia tidak mengetahui hal tersebut.
Namun ia sudah mengatakan bahwa akan pro-korban dan akan mengawal kasus ini.
Agung Suprio pun kemudian diundang kembali di Mata Najwa, berbarengan dengan pengacara MS.
Namun tiba-tiba saja sejam setelah mengunggah cuplikan acara, Najwa mengatakan bahwa Ketua KPI mendadak menolak berdialog hingga meninggalkan studio.
'Ketua KPI tadi malam sudah hadir di studio Mata Najwa, bahkan sdh siap naik panggung tapi tiba2 menolak berdialog ketika pengacara MS, korban di KPI sedang berbicara dan langsung keluar meninggalkan studio' tulisnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan kenapa hal itu bisa sampai terjadi.
Yang jelas, kemudian ada lagi berita yang mengatakan bahwa korban MS dipaksa damai oleh pelaku.
Dilansir dari Tribun Solo, kini anggota kuasa hukum MS, terduga korban pelecehan seksual di KPI Pusat, Rony E Hutahaean menyebut jika kliennya telah menjalani pertemuan dengan para pihak terduga pelaku.
Pertemuan itu adalah untuk membahas tentang rencana perdamaian atas perkara ini.
Rony mengatakan pertemuan tersebut terjadi antara kliennya yakni MS dengan lima orang terduga pelaku di kantor KPI Pusat.
Namun, dirinya tidak mengetahui siapa yang memfasilitasi pertemuan tersebut.
"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari klien kami bahwa beberapa hari ini adalah klien kami ada pertemuan dengan pihak terduga pelaku, kami tidak tahu siapa yang memfasilitasi ini," kata Rony kepada wartawan saat dikonfirmasi Jumat (10/9/2021).
Kendati begitu, dalam pertemuan tersebut dirinya ataupun pihak kuasa hukum lainnya dari MS tidak dilibatkan.
Bahkan kata dia, pihak yang mengundang atau meminta MS untuk bertemu tanpa kuasa hukum cenderung telah mengabaikan kepentingan dari pihaknya.
Padahal kata dia, perkara ini sudah masuk dalam jalur atau ranah hukum yang di mana segala fakta akan diungkap secara lengkap.
"Kami sebagai kuasa hukum kan merasa janggal ini, ada (rencana) perdamaian tapi tidak melibatkan kuasa hukum, kami tidak antipati dengan perdamaian, ini sudah masuk proses hukum dan melibatkan berbagai pihak baik Komnas, LPSK dan polres Jakarta Pusat," ucap Rony.
Dalam ceritanya, Rony menyebut kalau pada pertemuan itu, MS langsung dihadapi dengan lima terduga pelaku yang dilaporkan ke pihak kepolisian.
Hanya saja kata dia, empat orang di antaranya tidak ikut masuk bersama MS untuk meminta rencana perdamaian ini, seluruhnya berjaga di luar gedung KPI.
Jadi, MS hanya dihadapi oleh satu orang terduga pelaku saat pertemuan tersebut.
"Jadi informasinya adalah bahwa 1 orang ketemu di dalam, 4 orang menjaga di luar itulah informasinya, kami sampai saat ini belum kami bisa konfirmasi apakah itu benar atau tidak, tapi informasinya dari sumber yang kami dapatkan seperti itu," ucap dia.
Kendati begitu dirinya belum dapat menjelaskan secara detail terkait pertemuan itu sebab, pihak kuasa hukum baru akan melakukan konfirmasi atau pertemuan dengan MS pada hari ini.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar