GridFame.id- Anggota Polres Pasuruan Kabupaten, Bripda Randy Bagus Sasongko yang merupakan kekasih korban bunuh diri (Novia Widyasari) ditangkap.
Randy sebelumnya diduga melakukan pemaksaan terhadap kekasihnya untuk melakukan aborsi sebanyak dua kali.
Melansir Antara News, Wakapolda Jawa Timur (Jatim) Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo mengungkapkan ada dua obat aborsi yang dibeli anggota Polres Pasuruan Kabupaten itu untuk dicekoki kepada Novia Widyasari.
Di mana kedua obat penggugur kandungan tersebut adalah Postinor dan Cykotec.
Untuk diketahui, obat pertama dibeli Randy saat mengetahui kekasihnya pertama kali hamil pada Maret 2020.
RB menggugurkan dengan menyuruh membeli obat postinor penggugur kandungan di sekitar Malang, di minum di tempat kost korban di wilayah Malang,” ujarnya.
Sementara obat Cykotec dibeli Randy saat mahasiswi Universitas Brawijaya Malang itu kembali mengandung pada Agustus 2021.
Obat tersebut kata Slamet dibeli Randy seharga Rp1,5 juta di sebuah apotek di sekitar Kota Malang.
“Saat konsumsi obat kedua, Novia sempat mengalami pendarahan di perjalanan pulang ke Mojokerto,” ujarnya.
Lantas apa sebenarnya Postinor dan Cycotec?
Sebagai informasi saja, Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Zullies Ikawati, Apt menjelaskan postinor adalah pil KB yang berisi bahan aktif levonorgestrel.
Levonogestrel adalah hormon progestin yang menghambat pelepasan sel telur (ovulaso) selama siklus menstruasi berlangsung.
Postinor ini biasanya diminum oleh perempuan (menikah) setelah berhubungan seks tanpa pengaman atau menyadari adanya kerusakan pada alat kontrasepsi.
Ia mengatakan hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada tekstur dinding Rahim agar tidak ada sel telur yang dapat menempel, serta mengentalkan cairan vagina untuk mencegah sel sperma mencapai sel telur atau disebut pembuahan.
Baca Juga: 'Lagipula NW Itu...' Ayah Bripda Randy Buka Suara, Singgung Soal Pernikahan dan Minta Maaf
Prod Zullies mengungkap, biasanya pil ini dikonsumsi oleh pasangan suami-istri sebagai kontrasepsi darurat setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
“Obat ini tidak untuk menggugurkan kandungan, tetapi mencegah kehamilan,” ujarnya.
Obat ini biasanya diminum paling tidak 12-72 jam setelah melakukan hubungan seks.
Mengingat tingginya kadar normal yang ada dalam pil tersebut, meminumnya berulang kali akan berdampak pada sakit kepala, mual hingga pendarahan.
Sementara pil cycotec berisi misoprostol yakni sejenis prostaglandin sintetik yang memicu konstraksi rahim.
Sebenarnya bahwa obat tersebut sebenarnya merupakan obat tukak lambung yang berfungsi memiliki efek melindungi lambung.
Namun beeberapa orang diantaranya menyalahgunakan penggunaan obat cycotec untuk hal yang tidak dibenarkan.
“Secara medis obat ini digunakan secara off-label (penggunaan obat di luar fungsi obat uanh tertera pada label kemasan) untuk menginduksi kelahiran,” jelasnya.
Baca Juga: Buntut Kasus NWR Bunuh Diri di Makam Ayahnya, Bripda Randy Diberhentikan Secara Tidak Hormat
Efek samping
Kategori dua obat tersebut Postinor dan Cycotec adalah masuk dalam obat keras yang harus diresepkan dokter dan tak boleh dibeli secara bebas.
Untuk efek sampingnya sendiri Prof Zullies mengatakan bahwa kedua obat tersebut memiliki efek yang bervariasi.
"Dampaknya sesuai dengan kerja obatnya. Jika digunakan dengan benar akan diperoleh efek yang diharapkan, misalnya pencegahan kehamilan (pada postinor), dan induksi kontraksi rahim (pada cytotec). Beberapa orang bisa mengalami efek samping yang bervariasi, tetapi umumnya jangka pendek," tuturnya.
Namun, bukan tidak mungkin kedua obat tersebut dapat memberikan efek samping pada kesehatan.
Prof Zullies mengatakan efek samping levonorgestrel dalam pil postinor antara lain:
Menyebabkan terjadinya perdarahan;
Banyaknya darah menstruasi;
Payudara mengeras;
Sakit kepala dan lemas;
Mual hingga Muntah;
Nyeri di bagian perut;
Sedangkan efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi Cytotec diantaranya:
Diare dan Kram perut atau sakit perut;
Perut kembung atau buang angin berlebihan;
Rasa panas dan terbakar di dada (heartburn);
Mual atau muntah;
Source | : | ANTARA,kompas |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar