GridFame.id - Pernahkah Anda mengalami kesemutan yang tak kunjung hilang?
Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki atau beberapa bagian tubuh lain.
Tak jarang rasa kesemutan bersamaan dengan rasa sakit yang membakar atau bengkak.
Namun tak banyak yang menyadari bahwa ini adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes.
Hal itu juga sama dengan yang terjadi pada mata jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama.
Akibatnya bisa mengalami kerusakan saraf secara permanen.
Sebenarnya apa yang menyebabkan penderita diabetes kerap mengalami kesemutan?
Simak penjelasan ahli berikut ini.
Tak sedikit penyandang diabetes yang sering mengeluh mengalami tangan kesemutan.
Bahkan tak hanya kesemutan, terkadang mereka juga mengalami mati rasa.
Kondisi tersebut rupanya termasuk hal yang tidak boleh dibiarkan penyandang diabetes.
Sebab tangan kesemutan dan mati rasa bisa jadi tanda dari komplikasi diabetes.
Lantas mengapa diabetes dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa?
Melansir laman type2diabetes.com (8/10/2020), saraf perifer yang kita miliki diketahui bekerja mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke seluruh tubuh.
Saraf ini juga mengirimkan informasi sensorik, hal-hal seperti rasa sakit, suhu, dan getaran, ke sistem saraf pusat.
Pada penyandang diabetes tipe 2, tubuh menjadi resisten terhadap insulin.
Ini adalah hormon yang membantu glukosa (gula) masuk ke dalam sel sehingga bisa digunakan untuk energi akhirnya, tubuh mereka tidak membuat cukup insulin.
Karena tidak ada cukup insulin untuk memindahkan glukosa dalam sel, glukosa ekstra tetap berada di dalam darah.
Glukosa ekstra dalam darah ini merusak saraf, serta pembuluh darah kecil yang membawa oksigen dan nutrisi ke saraf.
Kerusakan saraf ini diketahui sebagai neuropati perifer, ini adalah jenis neuropati diabetes yang paling umum.
Dimana neuropati perifer juga dapat mempengaruhi satu atau lebih saraf di berbagai area tubuh, meskipun biasanya dimulai di kaki, tungkai, tangan, dan lengan.
Saraf yang rusak dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
- Mati rasa atau kesemutan pada kaki atau tangan, yang sering menjalar ke kaki dan lengan. Beberapa orang menggambarkannya sebagai perasaan "pin dan jarum".
- Nyeri menusuk, berdenyut, atau terbakar
- Sensitivitas terhadap sentuhan atau suhu
- Nyeri saat melakukan gerakan atau aktivitas yang biasanya tidak menimbulkan nyeri, seperti nyeri pada kaki saat berdiri
Baca Juga: Penderita Diabetes Kegirangan, Ini 5 Khasiat Menakjubkan Makan Kacang Polong Rebus
- Kesulitan dengan koordinasi atau jatuh
- Kelemahan otot
- Merasa seperti mengenakan kaus kaki atau sarung tangan meskipun tidak mengenakannya
Berbagai gejala tersebut biasanya lebih buruk di malam hari, kebanyakan orang mengalami gejala neuropati perifer di kedua sisi tubuh, tetapi ini juga bisa terjadi di satu sisi.
Jika penyandang diabetes mengalami gejala neuropati perifer baiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Sebab menurut laman my.clevelandclinic.org (16/12/2019), perawatan neuropati perifer dimulai dengan mengidentifikasi dan mengobati masalah medis yang mendasarinya.
Dalam hal ini penyakit diabetes itu sendiri, beberapa kasus neuropati diketahui dapat dengan mudah diobati dan terkadang disembuhkan.
Namun, tidak semua neuropati dapat disembuhkan, itulah mengapa kita perlu melakukan pemeriksaan ke dokter.
Dalam kasus ini, pengobatan ditujukan untuk mengendalikan dan mengelola gejala dan mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.
Source | : | GridHEALTH |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar