GridFame.id - Nama Shoumaya Tazkiyyah memang cukup asing bagi sebagian para pecinta sinetron
Terjun ke industri hiburan sejak masih remaja, Shoumaya memang cukup jarang wara-wiri di layar kaca.
Namun paras cantik wanita 27 tahun itu sempat mencuri perhatian saat membintangi sinetron Bawang Putih Berkulit Merah.
Beradu akting dengan Faradilla Yoshi, Hessel Steven, dan Rebecca Tamara, Shoumaya sukses membuat sinetron itu menjadi tontonan favorit.
Sayangnya kehidupan Shoumaya harus dipenuhi lika-liku yang pelik.
Namanya melejit saat beredar kabar dirinya terjerat kasus prostitusi online.
Shoumaya dikabarkan ditangkap di salah satu hotel bersama 3 tersangka lainnya.
Bukan itu saja, Shoumaya juga diam-diam memiliki sebuah rahasia yang baru diungkapnya setelah puluhan tahun ditutup rapat.
Apa itu?
Dilansir dari Tribunnews.com, Unit Reskrim Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara mengamankan dua artis berinisial ST alias M dan SH alias MY pada (24/11/2020).
Keduanya digerebek bersama seorang pria di salah satu hotel mewah di kawasan Jakarta Utara.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Paksi Eka merinci, empat orang yang ditangkap itu terdiri dari tiga perempuan dan satu laki-laki.
Pihak Kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa alat kontasepsi, uang tunai, HP, dompet dan sprei kamar hotel.
"Dua orang muncikari kita tetapkan sebagai tersangka, sebagai tiga orang lainnya masih kita jadikan saksi," jelas Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Sudjarwoko.
"Saksinya adalah ST alias M berusia 27 tahun dan SH alias MY berusia 26 tahun, ST alias M adalah artis selebgram, sedangkan SH alias MY adalah pemeran utama salah satu film layar lebar," jelas Sudjarwoko seperti dikutip dari YouTube Intens Investigasi (27/11/2020).
Tak main-main, ternyata dua artis cantik itu mendapat bayaran fantastis sampai ratusan juta.
"Untuk kegiatan prostitusi ini, dua orang wanita ini memasang tarif Rp 30 juta. Pada saat ditangkap, kedua wanita ini melakukan kegiatan asusila dengan cara perempuannya dua laki-laki satu, dengan tarif Rp 110 juta," ungkap Sudjarwoko.
"Di mana dari Rp 110 juta itu, kedua wanita ini mendapatkan bayaran Rp 30 juta jadi kalau dua orang Rp 60 juta, Rp 50 juta untuk muncikari. Mereka sudah menerima Rp 60 juta dan sisanya akan dilunasi Rp 50 juta," lanjutnya.
Inisial ST itupun langsung mengarah pada pemain sinetron cantik, Shoumaya Tazkiyyah yang disebut memiliki ciri sama dengan keterangan penyidik.
Dilansir dari WartakotaLive.com, Shoumaya mengalami tindak bully saat dirinya masih duduk di bangku SMA.
"Jadi aku pas SMA sekolah di Bandung, Jawa Barat. Aku pindahan dari Bogor, Jawa Barat. Nah saat SMA, aku dijauhin sama teman satu sekolah akibat senior," kata Shoumaya Tazkiyyah ketika ditemui di gedung Redaksi Warta Kota, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (13/7/2018) untuk mempromosikan film Aib #Cyberbully bersama Ade Ayu dan Wendy Wilson.
Shoumaya yang hanya tinggal bersama neneknya di Bandung pun merasa ketakutan dan kerap merasa gelisah.
Tak jarang ia pun mengadu pada sang ayah karena kesulitan belajar di sekolah Farmasi dan Kimia itu lantaran tak ada teman diskusi pelajaran.
"Jadi setiap istirahat tuh aku cuman bisa telepon papah dan bilang mau pulang karena enggak kuat. Karena pelajarannya itu susah dan aku enggak bisa sendirian buat pelajarinnya," jelas Shoumaya.
Meski dibully dan difitnah, Shoumaya masih membuka pintu maaf untuk senior dan teman-temannya.
"Pas lagi ujian, senior aku minta maaf. Kemudian, teman-temannya ikutan minta maaf sama aku. Karena senior ini tuh ketahuan sebarin berita enggak benar tentang aku," terang Shoumaya.
Namun penderitaannya di sekolah tak berhenti di situ, ia sempat disiram air panas hingga kakinya pincang saat ujian.
"Aku sih mikirnya karena aku dilulusin pakai rasa kasihan yah hahaha tapi aku bersyukur banget," ucap Shoumaya.
"Jadi buat kalian jangan sampai deh melakukan bully. Karena dampaknya besar banget. Apa lagi yang di bully kan kita enggak tahu gimana dia merasakan dan melakukan apa kedepannya," pungkasnya.
Source | : | Tribunnews.com,Wartakotalive.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar