Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan, dan bibi/ paman susuan.
Berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang.
Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku, dilarang kawin.
Dalam aturan tersebut, saudara sepupu bukanlah termasuk yang dilarang untuk menikah. Jadi, seperti itulah hukum menikah dengan sepupu.
Menurut Sains
Dalam sains, pernikahan dengan sesama anggota keluarga ini disebut consanguineous marriage. Atau kita menyebutkan perkawinan sedarah.
Ada beberapa penelitian yang telah melakukan studi mengenai perkawinan sedarah ini.
Dan rata-rata menunjukkan bahwa anak-anak hasil perkawinan sedarah ini memiliki risiko lebih besar menderita penyakit-penyakit genetik tertentu.
Bentuk perkawinan sedarah ini bertentangan dengan tujuan biologis dari perkawinan, yaitu pencampuran DNA.
Untuk diketahui, DNA manusia dibundel menjadi 23 pasang kromosom.
Di dalam setiap kromosom ada ratusan ribu gen dan terlebih lagi, setiap gen memiliki dua salinan yang dikenal sebagai alel.
Baca Juga: Jangan Sampai Kelewat! Ini Tanda-tanda Malam Lailatul Qodar dan Doa yang Dianjurkan untuk Dibaca
Gen menentukan berbagai aspek penampilan Anda, seperti warna rambut dan mata, serta faktor biologis seperti golongan darah Anda.
Gen-gen ini terbagi dalam dua kategori, dominan dan resesif. Jika salah satu gen dominan, maka hasilnya adalah Anda mendapatkan sifat gen itu.
Namun, untuk sifat-sifat yang berasal dari gen resesif, Anda perlu kedua gen menjadi resesif. Sebagai contoh, gen untuk mata coklat adalah dominan, dengan demikian, punya satu gen ini akan membuat mata Anda menjadi coklat.
Namun, gen untuk mata biru bersifat resesif sehingga Anda perlu dua gen untuk mendapatkan mata biru.
Dominan dan resesif menjadi penting karena cacat bawaan dan penyakit genetik tertentu, seperti cystic fibrosis, yang dibawa oleh alel resesif.
Makin berisiko
Perkawinan sedarah menambah kemungkinan Anda lahir dengan kondisi seperti itu, pasangan yang memiliki hubungan darah juga memiliki DNA yang sama sehingga kemungkinan mereka membawa gen resesif yang sama menjadi sangat meningkat.
Menurut sebuah studi pada 2011, tingkat kematian menjelang kelahiran dan kematian pada anak meningkat jika anak itu berasal dari perkawinan sepupu langsung.
Contoh lain, dilansir dari BBC, Profesor Alan Bittles, direktur dari pusat genetik manusia di Perth, Australia pernah mengumpulkan data mengenai kematian anak yang dilahirkan dari pernikahan antara sepupu dari seluruh dunia.
Hasilnya, ada peningkatan risiko tambahan kematian sekitar 1,2 persen dibandingkan pernikahan bukan perkawinan dengan sepupu atau saudara terdekat.
Baca Juga: Sering jadi Pertanyaan, Ternyata Tinggalkan Salat Tak Bikin Puasa Batal, Simak Penjelasannya!
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di TribunPekanbaru.com dengan Judul "Hukum Menikahi Sepupu dalam Islam: Lebaran Momen Bertemu Sepupu, Apa Boleh Nikah dengan Sepupu?"
Source | : | TribunPekanbaru.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar