GridFame.id - Keluarga Besar Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) berduka, salah satu aktor lawak meninggal di hari Jumat karena sakit sirosis hati.
Kabar duka dibagikan Humas PARFI kala itu, Evry Joe.
PARFI berduka sedalam-dalamnya aktor dan komedian senior kini telah tiada.
Sang artis meninggal dunia di usia 60 tahun karena sakit yang dideritanya sudah cukup lama.
Sang artis komedian meninggalkan seorang istri, empat anak, serta tujuh cucu.
Evry Joe mengatakan, sang artis lawan main Deddy Mizwar telah mengidap penyakit sirosis hati sejak 2018 lalu.
Kondisi sang artis pun memburuk baru setahun terakhir sebelum meninggal.
Sebagai informasi, sirosis hati adalah penyakit yang mengakibatkan cedera hati yang terjadi dalam jangka waktu lama dan menimbulkan kerusakan serius pada struktur hati.
Sirosis hati menggambarkan suatu kondisi ketika jaringan parut secara bertahap menggantikan sel-sel hati yang sehat.
Ini adalah penyakit progresif, berkembang perlahan selama bertahun-tahun.
Jika dibiarkan terus, penumpukan jaringan parut pada akhirnya dapat menghentikan fungsi hati.
Ketika jaringan hati yang sehat dihancurkan dan digantikan oleh jaringan parut, kondisinya menjadi serius, karena dapat mulai menghalangi aliran darah melalui hati, dikutip dari Kompas.com.
Penyebab sirosis
Merangkum American Liver Foundation, sirosis pada dasarnya disebabkan oleh penyakit hati kronis (jangka panjang) yang merusak jaringan hati. Di mana, pada umumnya diperlukan waktu bertahun-tahun untuk sampai terjadi kerusakan hati hingga menyebabkan sirosis.
Berikut ini adalah beberapa kondisi penyebab sirosis hati yang patut diwaspadai:
Infeksi virus hepatitis kronis
Hepatitis C adalah salah satu jenis penyakit hepatitis yang paling mungkin menyebabkan sirosis hati. Hepatitis C dapat menyebabkan hati membengkak yang lama kelamaan dapat menyebabkan sirosis. Sekitar satu dari empat orang dengan hepatitis C kronis dilaporkan mengembangkan sirosis. Selain hepatitis C kronis, hepatitis B kronis dan hepatitis D kronis juga dapat menyebabkan sirosis.
Penyakit perlemakan hati
Penumpukan lemak di hati yang tidak disebabkan oleh penggunaan alkohol, disebut perlemakan hati non-alkoholik (non alcoholic fatty liver disease/NAFLD), yang dapat menyebabkan steatohepatitis non-alkohol (NASH).
NASH dapat menyebabkan hati membengkak dan bisa menyebabkan sirosis. Orang dengan NASH sering kali memiliki masalah kesehatan lain termasuk diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, penyakit arteri koroner, dan kebiasaan makan yang buruk.
Baca Juga: Rutin Berjalan Kaki, Berat Badan Wanita Ini Turun 40 Kg Tanpa Diet, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Penyakit saluran empedu
Penyakit saluran empedu dapat membatasi atau menghentikan aliran empedu ke usus kecil. Empedu yang kembali ke dalam hati dapat menyebabkan hati membengkak dan kemudian menyebabkan sirosis.
Dua penyakit saluran empedu yang umum adalah primary sclerosing cholangitis dan primary biliary cirrhosis.
Penyakit genetik
Beberapa penyakit genetik dapat menyebabkan sirosis. Penyakit ini termasuk penyakit Wilson, hemochromatosis, penyakit penyimpanan glikogen, defisiensi antitripsin Alpha-1, dan hepatitis autoimun. Penyebab sirosis hati ini penting diketahui secara pasti untuk mendukung proses pengobatan.
Merangkum WebMD, sirosis hati termasuk penyakit yang layak diwaspadai karena sering berhubungan dengan kanker hati. Sebagian besar kasus kanker hati sudah memiliki beberapa tingkat sirosis.
Di mana, orang dengan sirosis, organ hatinya kemungkinan telah rusak, sehingga risiko mengalami kanker hati semakin besar.
Dokter dapat dimintai bantuan untuk menemukan penyebab pasti sirosis hati yang dialami.
Selain dengan mengamati perubahan pada tubuh pasien, dokter bisa merekomendasikan untuk dilakukan tes darah, uji pencitraan, atau mengambil sampel jaringan dari hati untuk memastikan penyebab sirosis, dikutip dari Kompas.com.
Mengenang Sosok Yanto Tampan yang Sudah Tiada
“Jadi livernya itu pembuluh darahnya ada varises. Saya baru dapat kabar setelah telepon anaknya,” ucap Evry lewat pesan singkat WhatsApp, Jumat (26/2/2021) lalu.
Yanto Tampan sempat disemayamkan di rumahnya di kawasan Bojonggede, Bogor. Sementara, Yanto Tampan dimakamkan di pemakaman Layur, Penggilingan, Rawamangun, Jakarta Timur pada hari Jumat.
Berawal dari sinetron Para Pencari Tuhan Semasa hidup, Yanto Tampan dikenal sebagai aktor yang super jenaka. Yanto Tampan populer setelah memerankan tokoh Bang Acip dalam sinetron Para Pencari Tuhan.
Chemistry Bang Acip dengan Bang Jack yang dimainkan oleh Deddy Mizwar dikenang masyarakat hingga kini.
Yanto Tampan berperan sebagai Acip sampai Para Pencari Tuhan Jilid ke 13 yang tayang pada 2020. Yanto Tampan juga pernah bermain dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat.
Ia juga berakting dalam Pesantren Rock n’ Roll pada 2019 bersama Aliando Syarief.
Yanto pernah pula membintangi sinetron Romantika di Rusun pada tahun yang sama 2019 bersama Ricky Harun, dikutip dari Kompas.com.
“Kami keluarga besar PB Parfi mengucapkan turut berduka sedalam-dalamnya atas berpulangnya sahabat kita, aktor/komedian senior bang Yanto Tampan. Semoga beliau berpulang dengan husnul khotimah,” ucap Evry lewat pesan singkat WhatsApp, Jumat (26/2/2021) lalu, dikutip dari Kompas.com. Meski sudah cukup lama berpulangnya Yanto Tampan menjadi duka tersendiri bagi rekan artis yang mengenalnya, kini sosoknya menjadi kenangan di hati para penggemar.
Siapa saja yang berisiko terkena sirosis hati?
Perlu diketahui, gejala sirosis hati bisa sangat menyakitkan. Penderita bisa merasakan sakit perut hebat terutama di sisi kanan atas.
Selain itu, penderita juga tidak enak badan atau nyeri di sekujur tubuh karena reaksi peradangan.
Ada beberapa kelompok orang yang rentan terkena sirosis hati, di antaranya:
Jika Anda termasuk kelompok berisiko, ada baiknya lebih waspada dengan penyakit sirosis hati. Selain itu, lakukan langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko terkena penyakit ini.
Cara mencegah sirosis hati
Dilansir dari MayoClinic, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah sirosis hati dikutip dari Kompas.com, di antaranya:
Source | : | kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar