Ia mengingatkan sejumlah kasus yang didakwa pembunuhan berencana namun mereka bebas dari hukuman mati bahkan ada yang bebas murni.
"Ingat dulu kasus Jessica. Saya kasih contoh lagi, ingat kasus Marsinah. 7 saksi itu adalah sekaligus terdakwa, saksi apa namanya mahkota. Tapi di pengadilan mereka semua saling membatalkan kesaksian. Akhirnya ketujuh terdakwa dibebaskan hakim," kata Taufan.
Ia juga mencontohkan kasus pembunuhan berencana Munir, aktivis HAM Kontras. Dimana Muchdi PR dinyatakan bebas murni.
"Pollycarpus dihukum, Direktur Garuda dihukum, pramugari dihukum. Muchdi PR bebas karena tidak ada alat bukti yang kuat ketika di pengadilan. Satu-satunya alat bukti karena Pollycarpus sering bertelpon dengan Muchdi PR. Hakimnya mikir, kalau cuma telpon, Pollycarpus juga sering telpon yang lain-lain termasuk istrinya," ujar Taufan.
"Jadi apakah sering telpon membuktikan Muchdi PR terlibat pembunuhan berencana Munir? Gak bisa dijadikan alat bukti. Karena itu demi hukum dibebaskan," kata Taufan.
Saat itu kata dia yang dibangun orang adalah karena hakim takut atau disuap. "Tapi bukan. Itu karena hakimnya tidak bisa diyakinkan dengan alat bukti di pengadilan tadi," katanya.
"Hati-hati, Sambo bukan orang sembarangan. Puluhan tahun dia di Reserse. Bukan tak tahu dia caranya itu, iya kan. Sebagai Bos Mafia, dia tahu lah caranya keluar," kata Taufan Damanik.
Taufan menjelaskan saat Komnas HAM atau dirinya memeriksa Ferdy Sambo, meski sempat menangis juga banyak momen Ferdy Sambo tersenyum.
"Saya tanyain segala macam, ada saat dia nangis, ada saat dia senyum-senyum. Kira-kira bahasa isyarat, 'Lu gak tahu siapa gw kali ya,' hahaha," kata Taufan.
Even according to Taufan, while undergoing reconstruction, Ferdy Sambo was very calm and seemed to have no problems whatsoever.
"In the reconstruction, he just relaxed. He walked bravely. I met him, 'Hi sir, how are you? He often goes to Komnas HAM when there is a case.
In the video caption on the @medanheadlines.news Instagram account, it is written that Taufan also said that the murder case committed by Ferdy Sambo was the most perfect crime.
"This is the most perfect crime. He (FS) planned the murder, then he disappeared all traces of it," said Taufan Damanik when interviewed at the North Sumatra dialogue event that was not yet Disability friendly at the Pusaka Indonesia Foundation office in Medan, Friday (2/9/2022) .
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Soroti Kode Isyarat Ferdy Sambo Saat Pemeriksaan, Komnas HAM Sebut: Bos Mafia Tahu Caranya Keluar
Source | : | Tribun Bogor |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar