GridFame.id - Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar kini tengah ramai menjadi topik perbincangan publik, tak hanya kisruh rumah tangganya yang disorot kini sumber kekayaan suami istri ini jadi omongan.
Rizky Billar sempat dituding numpang hidup dengan Lesti Kejora, ia pun bak naik darah dituding demikian.
Lantas darimana saja sumber kekayaan Rizky Billar?
Sejak Rizky Billar dan Lesti Kejora menikah, ketenaran keduanya pun semakin meningkat bahkan bisa dibilang tengah naik daun.
Bahkan ketika keduanya dikenal dengan panggilan Leslar rezeki mereka bak air yang mengalir.
Sebutan Leslar pun begitu menempel pada pasangan selebritas Rizky Billar dan Lesti Kejora.
Leslar adalah nama pendek dari Lesti dan Billar.
Awalnya, Leslar adalah sebutan yang diberikan Lesti Kejora dan Rizky Billar dari para penggemar mereka.
Namun ternyata nama ini seraya membawa keberuntungan tersendiri bagi Lesti dan Rizky Billar.
Sadar nama tersebut begitu menguntungkan, Rizky Billar pun bahkan sudah mendaftarkan nama Leslar ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), Kementerian Hukum dan HAM RI.
Leslar pun diabadikan sebagai nama perusahaan yang menghasilkan pundi-pundi uang hingga menjadi salah satu sumber kekayaan sang artis.
"Saya menyadari bahwa Leslar akan menjadi besar," kata Rizky Billar, dikutip dari Tribunnews.
Rizky Billar Terancam 15 Tahun Penjara
Rizky Billar terancam hukuman 15 tahun penjara usai dilaporkan atas kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh Lesti Kejora.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi. AKP Nurma menjelaskan bahwa Rizky Billar untuk sementara dikenakan pasal KDRT Undang Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga atau UU PKDRT.
“Di UU itu, paling tinggi 15 tahun apabila korban mengalami luka berat atau menyebabkan meninggal,” jelas Nurma, Kamis (29/9/2022), seperti dikutip dari Kompas.com.
Nurma menjelaskan bahwa Lesti Kejora sudah melakukan tes visum untuk membuktikan dugaan KDRT yang dilakukan Rizky Billar.
Saat ini, Lesti dan pihak kepolisian masih menunggu hasil tes visum tersebut.
“Semalam, kita harus visum dulu. Jadi untuk laporan kasus ini wajib untuk visum,” terang Nurma.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lesti Kejora membuat laporan atas kasus dugaan KDRT yang diduga dilakukan oleh Rizky Billar ke Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022), dikutip dari KompasTV.
Leslar Jajaki Bisnis Digital
Pasangan artis ini merilis Leslar Metaverse, di mana kelak orang-orang bisa berkegiatan secara digital.
Rizky Bilar dan Lesti memilih terjun ke bisnis digital.
Akun Instagram Leslar Metaverse menjelaskan tentang apa yang mereka jual:
"Leslar Metaverse adalah dunia digital masa depan yang bertema cyber future. Di mana Leslar Metaverse akan mempertemukan seluruh orang baik di Indonesia dan Global untuk berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja dan bermain.
Di dunia metaverse ini kalian juga dapat mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online,
berkompetisi hingga membeli sebuah properti digital" tulis akun Leslar Metaverse, dikutip dari Tribunnews.
Mereka juga menjelaskan soal istilah-istilah yang akan sering digunakan dalam dunia metaverse, seperti:
Crypto atau Kritpo adalah revolusi mata uang
Defi adalah perubahan sistem keuangan
NFT adalah bentuk baru dari seni dan game
Metaverse adalah perubahan trend internet baru
WEB3 adalah cara berkomunikasi yang baru
Crypto (kripto) yang diambil dari cryptocurrency adalah mata uang digital yang dapat digunakan untuk transaksi antarpengguna tanpa perlu melewati pihak ketiga, nantinya bisa digunakan untuk transaksi di dunia digital, dikutip dari Tribunnews.
Risiko Bisnis Seperti yang Dijalani Leslar
Bukan hanya Leslarverse, digadang-gadang mereka juga akan menerbitkan Leslar Coin dan NFT. Bahkan, nantinya nama pengguna dari uang kripto yang digunakan dalam transaksi disebut dengan Leslarian. Sedangkan untuk koinnya sendiri dinamai dengan $Leslar.
Mengutip dari Kompas.com, nantinya para pengguna token kripto itu bisa memakainya untuk keperluan game di Leslar Metaverse. Selain itu, keduanya juga menyediakan Non-Fungible Token atau NTF sebagai alternatif.
Tren ini juga dilakukan beberapa artis lain sebelumnya. Seperti Anang Hermansyah dan Wirda Mansur. Kendati demikian, fenomena ini tak sepenuhnya menjanjikan sebuah keuntungan dalam waktu yang singkat.
Meski dinilai menggiurkan, bisnis ini juga tidak terlepas dari tantangan dan risiko. Maka itu, sebelum kamu memulai bisnis di metaverse, ketahui lebih dulu apa saja risiko bisnis yang mungkin kamu hadapi di dunia virtual ini.
Pergeseran Nilai Kripto Nilai kripto yang bervariasi dapat menyebabkan level yang tidak stabil dan itu berdampak pada ekonomi di metaverse.
Apalagi dengan adanya ribuan bahkan jutaan transaksi bisnis yang terjadi di metaverse yang menggunakan blockchain, baik melalui cryptocurrency atau non-fungible token (NFT).
Hal lain yang perlu diperhatikan dan diingat adalah investasi digital secara besar melalui NFT tidak dapat diandalkan seperti perdagangan yang dilakukan pada dunia nyata.
Keterlibatan Pengguna yang Tidak Dapat Diprediksi Meski berbasis desktop, metaverse ini terutama akan ada di Virtual Raelity (VR).
Pengguna yang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap VR, tergantung pada preferensi pribadi dan kondisi kesehatan mereka. Bisnis mungkin berjuang untuk mencapai jangkauan universal.
Desentralisasi karena itu Dideregulasi Sebagian besar komentator, analis, dan pengembang mengakui bahwa metaverse sejati harus didesentralisasi.
Itu tidak akan dimiliki oleh siapa pun dan akan ada transparansi dan demokratisasi yang lengkap.
Namun, hal ini juga berarti bahwa metaverse akan sulit diatur. Bahkan jika badan pengatur mengeluarkan kebijakan yang cukup kuat, mereka akan sulit ditegakkan tanpa mencoba melewati arsitektur desentralisasinya.
Tanpa regulasi atau aturan, bisnis yang menyangkut usaha kecil dan menengah (UKM) akan mendapatkan risiko lebih besar, dikutip dari Sonora.id.
Tips Berinvestasi Aset Kripto di 2022
Kini banyak orang yang 'melek teknologi' mulai tertarik untuk berinvestasi dengan kripto.
Pasar kripto berkembang cepat dan pesat di Indonesia. Sebagian masyarakat pun mulai melirik aset kripto sebagai instrumen untuk melakukan diversifikasi portofolio investasi mereka. Bitcoin misalnya, kendati dinilai sebagai salah satu jenis aset yang volatil karena perubahan harganya dapat berlangsung dengan cepat dalam waktu singkat, aset ini justru kini digadang-gadang sebagai “emas digital”. Hal ini disebabkan karena Bitcoin dinilai menarik untuk dijadikan sebagai investasi jangka panjang.
Akibatnya, banyak orang terjebak dalam ketergesaan di mana mereka tidak mempelajari secara mendetail mengenai koin yang ingin dibeli dan kegunaannya dan menjadi cemas mengamati perkembangan pasar. Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari mengatakan, tren berinvestasi di kripto saat ini sedang naik.
Namun, sebelum memulai berinvestasi sebaiknya pahami dulu hal-hal dasar dari kripto dan apa saja yang perlu dihindari. "Sebisa mungkin hindari hal-hal seperti membeli koin karena hanya harganya yang murah, ingin uang instan, dan salah dalam memilih platform untuk berinvestasi kripto," ujarnya dalam siaran persnya, Senin (28/3/2022).
Dia pun membeberkan beberapa tips untuk berinvestasi aset Kripto.
Tips pertama adalah mulai dari nominal kecil. Dia menjelaskan, banyak orang beranggapan bahwa untuk memulai investasi membutuhkan modal yang besar. Padahal sebenarnya, tidak juga.
Walau demikian, kata dia, salah satu hal penting yang sering terlupakan adalah menyesuaikan nominal investasi dengan kondisi keuangan. "Gunakan uang dingin atau dana yang dialokasikan untuk investasi, bukan kebutuhan atau keperluan mendesak.
Siapkan rencana investasi dengan matang dan alokasikan sumber dana dengan baik dan bijak. Sehingga kondisi keuangan tetap stabil pada saat itu dan setelahnya," jelasnya.
Tips kedua adalah cari tahu dan pelajari ilmu dasar kripto. Diakuinya, saat ini kebanyakan orang mengalami “Fear of Missing Out” (FOMO) dan mulai berinvestasi di aset kripto tanpa persiapan dan hanya sekadar ikut-ikutan. Untuk meminimalisir hal ini, pastikan melakukan riset melalui sumber-sumber terpercaya sebelum mulai berinvestasi.
Riset merupakan hal yang sangat penting dan fundamental untuk dilakukan. " Lakukan pemeriksaan latar belakang terhadap aset dan platform yang akan digunakan. Jangan lupa juga untuk mempelajari perkembangan dunia agar dapat meminimalisir kerugian," katanya.
Tips yang ketiga adalah siapkan strategi yang matang. Dalam hal ini dijelaskan dia, jangan mudah tergiur dengan koin baru yang memiliki harga fantastis.
Dimulai dari mengidentifikasi macam-macam koin dari sumber yang terpercaya, lalu membuat perencanaan, seberapa banyak uang yang akan diinvestasikan dan dalam jangka waktu berapa lama akan diinvestasikan. Kemudian, pastikan juga platform exchange atau crypto wallet yang dipilih sudah terdaftar dan diawasi oleh Badan Pengawas Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
Tips yang keempat adalah berinvestasilah di lebih dari satu koin.
Istilah “Don’t put your eggs in one basket” tentunya sudah bukan lagi barang baru di dunia investasi. Istilah tersebut merupakan saran untuk tidak menginvestasikan uang yang kita miliki hanya ke dalam satu koin saja. Sebaliknya, untuk meminimalisasi kerugian, investor bisa membagi dana yang dimiliki ke dalam beberapa koin atau dikenal sebagai diversifikasi. Sehingga, jika kita mengalami kerugian di koin tertentu, masih mempunyai cadangan investasi di koin lain dan kesempatan mendapat keuntungan.
Tips yang kelima yang tak kalah penting lainnya adalah cari tahu Top Gainer dan Top Loser. Dijelaskan dia, dalam sebuah aktivitas jual-beli aset investasi, investor kerap memerhatikan aset top gainer dan top loser pada hari tersebut.
Top gainer adalah koin yang mengalami peningkatan harga paling tinggi dan terjadi dalam satu hari perdagangan, sedangkan top loser adalah koin yang mengalami penurunan harga paling tinggi pada hari tersebut.
Bagi investor, informasi mengenai koin top gainer dan top loser merupakan hal penting yang dapat memberikan pandangan mengenai koin yang sedang memiliki tren positif ataupun negatif, serta kondisi pasar secara keseluruhan.
"Dengan mengetahui hal tersebut dapat membantu investor untuk menyusun strategi perdagangan, bahkan bisa mendapatkan ratifikasi yang lebih baik," pungkasnya, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | Kompas.com,tribunnews,KompasTV,Sonora.id |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar