Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan pemeriksaan penunjang yang lengkap untuk membantu dokter menentukan keparahan penyakit dan strategi pengobatannya.
Pemeriksaan yang dimaksud meliputi pemeriksaan EKG, pemeriksaan performa jantung dalam mengatasi beban (stress test), pemeriksaan stress echo, atau pencitraan lainnya.
Harapannya, pasien akan mendapat penanganan terbaik dan juga optimal, yang berarti berkurangnya risiko penyempitan dan komplikasi pada lokasi pemasangan ring tersebut.
Kemajuan teknologi kedokteran memungkinkan dokter jantung yang melakukan pemasangan ring melakukannya secara akurat.
Yang terbaru adalah penggunaan alat pencitraan intravascular terkini yaitu IVUS (IntraVascular Ultrasound).
IVUS merupakan teknologi imaging dengan ultra sound untuk memberi gambaran di dalam pembuluh darah, termasuk plak dan kondisi pembuluh darah secara lebih akurat.
Sayangnya tidak semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan memiliki teknologi ini karena biayanya cukup mahal.
Heartology Brawijaya merupakan salah satu rumah sakit jantung yang menyediakan teknologi ini.
Setelah pemasangan ring pasien tetap harus menjalankan gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi obat-obatan dari dokter untuk mengendalikan faktor risiko sumbatan pembuluh darah (aterosklerosi).
“Faktor risiko yang harus dikendalikan antara lain tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, kolesterol, serta kebiasaan merokok. Disarankan untuk minum obat secara rutin,” kata Dafsah.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Mungkinkah Terkena Serangan Jantung Setelah Pasang Ring?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar