Gridfame.id - Apa itu henti jantung? diduga menjadi penyebab meninggalnya korban tragedi Halloween Itaewon ternyata beda dengan serangan jantung.
Salah satu risiko yang perlu diwaspadai dari penyakit jantung adalah risiko serangan jantung dan henti jantung.
Keadaan darurat seperti henti jantung (cardiac arrest) merupakan hal yang dapat terjadi kapan saja.
Kondisi henti jantung dapat terjadi pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung ataupun tidak.
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung
Henti jantung yang tidak terselamatkan dapat mengakibatkan kematian seseorang secara mendadak akibat tidak adanya aliran darah yang kaya oksigen yang mengalir di otak yang memicu kerusakan otak.
Risko fatalnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit saja.
Sementara serangan jantung adalah penyumbatan di arteri yang mencegah darah mengalir ke jantung, dan memicu kerusakan pada otot.
Serangan jantung besar (major heart attack) akan membuat arteri tersumbat, dan memerlukan perawatan segera.
Serangan jantung yang parah bahkan dapat memicu henti jantung, atau gagal jantung (kondisi di mana jantung gagal memberikan darah ke tubuh, namun tidak sepenuhnya berhenti berdetak).
Pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan pada Sabtu (29/10/2022) malam, berakhir tragis.
Dilaporkan oleh The Washington Post, Minggu (30/10/2022), tragedi ini setidaknya mengakibatkan 151 orang meninggal dunia dan 82 orang terluka, dikutip dari Kompas.com.
Jumlah tersebut meningkat dari konfirmasi pada Minggu pukul 06.00 waktu setempat, yakni sebanyak 149 orang tewas dan 76 terluka.
Meski penyebab pasti insiden ini belum dikonfirmasi, tetapi pemadam kebakaran setempat mengatakan bahwa sebagian besar korban berjatuhan di gang sempit dan menanjak.
Puluhan dari korban meninggal tersebut dilaporkan mengalami henti jantung, sebagaimana dikutip Antara.
Mereka juga sempat mendapatkan resusitasi jantung paru atau CPR, pertolongan pertama pada pasien henti jantung atau henti napas.
Penyebab henti jantung
Meski sama-sama dapat menyebabkan kematian mendadak, henti jantung ternyata berbeda dengan serangan jantung.
Dilansir dari Medline Plus, perbedaan henting jantung dan serangan jantung terletak pada penyebabnya.
Serangan jantung terjadi karena ada sumbatan pada pembuluh darah di jantung. Sedangkan, henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti karena ada gangguan pada iramanya. Secara umum, orang yang mengalami henti jantung akan merasakan organ ini tiba-tiba berhenti berdetak, kesadaran menurun, dan napas berhenti.
Baca Juga: Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Pasien Henti Jantung
Kondisi ini disebabkan gangguan pada kelistrikan jantung, yang dapat dipicu oleh:
Fibrilasi ventrikel atau gangguan irama jantung
Penyakit arteri koroner atau kerusakan pada pembuluh utama jantung
Aktivitas fisik intens di mana tubuh melepaskan hormon adrenalin Kadar kalium atau magnesium dalam darah sangat rendah
Kehilangan darah dalam jumlah besar
Kekurangan oksigen yang parah
Kelainan bawaan tertentu yang dapat menyebabkan aritmia atau masalah pada struktur jantung
Perubahan struktural pada jantung, seperti pembesaran jantung karena tekanan darah tinggi.
Seseorang yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran dalam hitungan detik, dan bisa meninggal dunia jika tidak tertangani dalam beberapa menit.
Henti jantung ini lebih fatal dibanding dengan serangan jantung. Kondisi itu adalah saat darah tidak mengalir ke seluruh tubuh dan organ lain kekurangan oksigen.
Hal ini sangat membahayakan otak, dan sering menyebabkan cedera neurologis mereka yang selamat dari henti jantung, dikutip dari Kompas.com.
Gejala
Henti jantung merupakan kondisi yang terjadi secara tiba-tiba. Biasanya, gejala utama dari henti jantung adalah pingsan.
Namun, penderita dapat mengalami gejala lebih awal, seperti:
Apabila melihat seseorang yang tidak sadarkan diri dan tidak bernapas dengan normal, segera periksa denyut jantungnya. Denyut jantung yang terasa lemah kemungkinan pertanda henti jantung, sehingga harus segera menghubungi ambulans atau rumah sakit terdekat.
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar